MAKNA KESALIHAN (Kutipan dari salah satu Proposal Zakat)
Dengan susah payah seorang pengemis datang memasuki Masjid Nabawi di Madinah untuk meminta sesuatu. Didapatinya orang-orang melaksanakan shalat dengan khusyuk (shalat sunnah sendiri-sendiri, pen). Rasa lapar yang kuat mendorongnya untuk meminta-minta kepada orang-orang yang sedang shalat. Namun tak satupun menghiraukan dan tetap khusyuk dalam shalatnya.
Di ambang keputusasaannya, pengemis itu mencoba menghampiri seseorang yang khusyuk melakukan rukuk. Kepadanya ia minta belas kasihan dan BERHASIL, masih dalam rukuk yang khusyuk, orang itu memberikan cincin besinya kepada pengemis itu. Tak lama, Rasulullah SAW memasuki masjid, melihat pengemis itu beliau mendekatinya.
"Adakah orang yang telah memberimu sedekah?"
"Ya, alhamdulillah. "
"Siapa dia?"
"Orang yang sedang berdiri itu," kata si pengemis sambil menunjuk dengan jari tangannya."
"Dalam keadaan apa ia memberimu sedekah?"
"Sedang rukuk."
"Ia adalah Ali bin Abi Thalib," kata Rasul Mulia.
Rasulullah lalu mengumandangkan TAKBIR dan membaca ayat, "Dan barangsiapa yang mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnnya, maka sesungguhnya pengikut (agama Allah) itulah yang pasti menang." (QS Al Maidah: 56)
Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan kisah tersebut adalah faktor yang menjadi sebab turunnya ayat sebelumnya, yaitu "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).' (QS Al Maidah: 55). Asbabun-nuzul ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Shofyan Ats-Tsauri.
Rasulullah memberikan pernghargaan tinggi kepada Ali bin Abi Thalib kerena tindakannya yang terpuji. Bahkan Allah SWT menjadikan tindakannya itu sebagai sebab turunnya suatu ayat. Ali bin Abi Thalib telah mengajarkan kepada kita tentang MAKNA KESALIHAN. Keshalihan bukan hanya soal hubungan antara ia dan Tuhannya, melainkan juga ia dan lingkungan sekitarnya. Ibadah ritual yang berdimensi vertikal TIDAK CUKUP untuk meraih PREDIKAT SALIH, jadi meski diwujudkan secara nyata dengan saling kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah di muka bumi.
Firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 261
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap bulir, seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui.
by : sahabatku Rahmita sari
Di ambang keputusasaannya, pengemis itu mencoba menghampiri seseorang yang khusyuk melakukan rukuk. Kepadanya ia minta belas kasihan dan BERHASIL, masih dalam rukuk yang khusyuk, orang itu memberikan cincin besinya kepada pengemis itu. Tak lama, Rasulullah SAW memasuki masjid, melihat pengemis itu beliau mendekatinya.
"Adakah orang yang telah memberimu sedekah?"
"Ya, alhamdulillah. "
"Siapa dia?"
"Orang yang sedang berdiri itu," kata si pengemis sambil menunjuk dengan jari tangannya."
"Dalam keadaan apa ia memberimu sedekah?"
"Sedang rukuk."
"Ia adalah Ali bin Abi Thalib," kata Rasul Mulia.
Rasulullah lalu mengumandangkan TAKBIR dan membaca ayat, "Dan barangsiapa yang mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnnya, maka sesungguhnya pengikut (agama Allah) itulah yang pasti menang." (QS Al Maidah: 56)
Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan kisah tersebut adalah faktor yang menjadi sebab turunnya ayat sebelumnya, yaitu "Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).' (QS Al Maidah: 55). Asbabun-nuzul ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Shofyan Ats-Tsauri.
Rasulullah memberikan pernghargaan tinggi kepada Ali bin Abi Thalib kerena tindakannya yang terpuji. Bahkan Allah SWT menjadikan tindakannya itu sebagai sebab turunnya suatu ayat. Ali bin Abi Thalib telah mengajarkan kepada kita tentang MAKNA KESALIHAN. Keshalihan bukan hanya soal hubungan antara ia dan Tuhannya, melainkan juga ia dan lingkungan sekitarnya. Ibadah ritual yang berdimensi vertikal TIDAK CUKUP untuk meraih PREDIKAT SALIH, jadi meski diwujudkan secara nyata dengan saling kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah di muka bumi.
Firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 261
"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap bulir, seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui.
by : sahabatku Rahmita sari
Posting Komentar untuk "MAKNA KESALIHAN (Kutipan dari salah satu Proposal Zakat)"
Terima kasih sudah membaca tulisan saya ini. Mohon setelah membaca, beri komentar di bawahnya.
Silahkan follow IG saya : @eviandriani55 dan Twitter saya : @eviandri55.
Salam santun, Evi.