Allah itu Tidak Terhijab
"Ketahuilah bahwa :
Allah itu tidak terhijab,
karena sesungguhnya yang terhijab
adalah diri kita sendiri
dalam memandang kepada-Nya.
Jika Allah dihijab oleh sesuatu,
pasti sesuatu itu menutupi-Nya.
Jikalau Dia punya pembatas tutup,
pasti Dia itu terbatas.
Sedangkan setiap pembatas itu
pasti punya pemaksa pad yang di batasi.
Padahal Allah Maha Perkasa
atas segala sesuatu.
Kitalah yang menghijab diri kita sendiri,
sehingga kita terhijab rapat dalam kegealpan hidup.
Terhijab dari apa?
dari tabiat buruk kita,
dari sifat-sifat tercela kita,
dari panca indera kita,
dari hawa nafsu kita,
dari dunia materi di sekitar kita
dari budaya dan sejarah kita,
dari bahasa tekstual (harfiah) kita,
dari persepsi dan persangkaan kita,
dari kebanggaan amal-amal kita
dari kecongkaan ilmu kita, dan
dari segudang aib dan dosa kita."
(Di sadur dari buku Al-Hikam Ibn 'Atha'illah Al-Sakandari)
"Allahumma inna nas-aluka bismika, yaa salaamu sallimnaa min aafaatiddun-yaa wa'adzaabil aakhirah"
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu dengan namaMU, wahai Yang Maha Pemberi Kesalamatan, selamatkanlah kami dari fitnah/bencana dunia dan adzab akhirat.
Ya Rabb, sesungguhnya hamba memohon kepadaMu dengan namaMU, yaa ghaffaar, yaa ghafaar, yaa ghafffar, wahai Yang Maha Pengampun, ampunilah segala dosa-dosa hamba, yang lalu-lalu maupun yang sekarang, yang sengaja maupun yang tidak disengaja, yang besar maupun yang kecil, yang di sadari maupun yang tidak disadari.
Yaa hayyu yaa qayyuum birahmatika astaghiits. Amin ya rabbal'alamin..
Catatan penutup akhirku pada malam ini sebagai renungan ku padaNya, bermuhasabbah karena dosa-dosa terlalu banyak yang belum seimbang dengan rasa syukurku. Semoga bermanfaat juga buat semua sahabat evi. Jazakumullah khoir telah membaca dan comment note-note evi. Semoga rahmat Allah selalu menyertai kita dan diberi afiat dari-Nya.
Wassalamu'alaikum wr wb,
~Evi A.~
Medan, 24 April 2010
Allah itu tidak terhijab,
karena sesungguhnya yang terhijab
adalah diri kita sendiri
dalam memandang kepada-Nya.
Jika Allah dihijab oleh sesuatu,
pasti sesuatu itu menutupi-Nya.
Jikalau Dia punya pembatas tutup,
pasti Dia itu terbatas.
Sedangkan setiap pembatas itu
pasti punya pemaksa pad yang di batasi.
Padahal Allah Maha Perkasa
atas segala sesuatu.
Kitalah yang menghijab diri kita sendiri,
sehingga kita terhijab rapat dalam kegealpan hidup.
Terhijab dari apa?
dari tabiat buruk kita,
dari sifat-sifat tercela kita,
dari panca indera kita,
dari hawa nafsu kita,
dari dunia materi di sekitar kita
dari budaya dan sejarah kita,
dari bahasa tekstual (harfiah) kita,
dari persepsi dan persangkaan kita,
dari kebanggaan amal-amal kita
dari kecongkaan ilmu kita, dan
dari segudang aib dan dosa kita."
(Di sadur dari buku Al-Hikam Ibn 'Atha'illah Al-Sakandari)
"Allahumma inna nas-aluka bismika, yaa salaamu sallimnaa min aafaatiddun-yaa wa'adzaabil aakhirah"
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadaMu dengan namaMU, wahai Yang Maha Pemberi Kesalamatan, selamatkanlah kami dari fitnah/bencana dunia dan adzab akhirat.
Ya Rabb, sesungguhnya hamba memohon kepadaMu dengan namaMU, yaa ghaffaar, yaa ghafaar, yaa ghafffar, wahai Yang Maha Pengampun, ampunilah segala dosa-dosa hamba, yang lalu-lalu maupun yang sekarang, yang sengaja maupun yang tidak disengaja, yang besar maupun yang kecil, yang di sadari maupun yang tidak disadari.
Yaa hayyu yaa qayyuum birahmatika astaghiits. Amin ya rabbal'alamin..
Catatan penutup akhirku pada malam ini sebagai renungan ku padaNya, bermuhasabbah karena dosa-dosa terlalu banyak yang belum seimbang dengan rasa syukurku. Semoga bermanfaat juga buat semua sahabat evi. Jazakumullah khoir telah membaca dan comment note-note evi. Semoga rahmat Allah selalu menyertai kita dan diberi afiat dari-Nya.
Wassalamu'alaikum wr wb,
~Evi A.~
Medan, 24 April 2010