puisi untuk ibu..
Di kala resah ini kian mendesah dan menggalaukan jiwaku
Kau ada di sana …
Di saat aku terluka
hingga tercabik-cabik seluruh keteguhan hatiku
Kau masih ada di sana…
Ketika aku lelah..
Ketika ku penat
Ketika patah semangatku,
Terhadang oleh kerikil –kerikil yang mulai semakin tajam
hingga akhir terfikirku memilih berhenti..
Kau tetap ada di sana…
memberiku isyarat untuk tetap bertahan
Ibu…kau hapus kesedihanku, kekosonganku...
dan ketidak berdayaanku..
“Tiada lain aku insan Sang Kuasa,
Aku hanya jasad, jiwa, dan ruh yang terpadu
Yang mencoba menjalani semua liku-liku jalan-Nya
Kata-katamu laksana embun di padang gersang nuraniku
memberiku setitik cahaya dalam kekalutan berfikirku
Kau labuhkan hatimu untukku, dengan tulus tak berpamrih
Doamu menjadi busur yang merubah takdir..
Menjadi cahaya kekelaman jalanku.
Kusandarkan diriku di bahumu
Terasa…kelembutanmu menembus dinding-dinding kalbuku
Menghancur leburkan keangkuhan ku
Meluluhkan kelelahan dan beban dunia
Hanyut..hanyut tenang bersama kedalaman hatimu
Tak mampu Ku menatap…
matamu seakan mencoba mencari-cari..
Segala ke resahan yang ku coba tutupi..
Tapi dari matamu membiaskan ketegaran dan perlindungan
Kristal-kristal lembut menari-nari..
Menjadikan ku tak kuasa menahan..
air mata pun jatuh…setetes demi setetes..
hingga akhirnya membanjiri kerudungmu..
Kau biarkan basah kerudungmu karenaku..
Ibu…
maafkan kerapuhanku..
Maafkan semua usahaku..
Yang mencoba menutupi semua kegagalanku..
rangkulanmu menjadi penyangga rapuhku
untuk , menapaki kembali hari-hari beratku.
by : sahabatku Estu Sindiningrum
@bird cage, 21 des 09
Kau ada di sana …
Di saat aku terluka
hingga tercabik-cabik seluruh keteguhan hatiku
Kau masih ada di sana…
Ketika aku lelah..
Ketika ku penat
Ketika patah semangatku,
Terhadang oleh kerikil –kerikil yang mulai semakin tajam
hingga akhir terfikirku memilih berhenti..
Kau tetap ada di sana…
memberiku isyarat untuk tetap bertahan
Ibu…kau hapus kesedihanku, kekosonganku...
dan ketidak berdayaanku..
“Tiada lain aku insan Sang Kuasa,
Aku hanya jasad, jiwa, dan ruh yang terpadu
Yang mencoba menjalani semua liku-liku jalan-Nya
Kata-katamu laksana embun di padang gersang nuraniku
memberiku setitik cahaya dalam kekalutan berfikirku
Kau labuhkan hatimu untukku, dengan tulus tak berpamrih
Doamu menjadi busur yang merubah takdir..
Menjadi cahaya kekelaman jalanku.
Kusandarkan diriku di bahumu
Terasa…kelembutanmu menembus dinding-dinding kalbuku
Menghancur leburkan keangkuhan ku
Meluluhkan kelelahan dan beban dunia
Hanyut..hanyut tenang bersama kedalaman hatimu
Tak mampu Ku menatap…
matamu seakan mencoba mencari-cari..
Segala ke resahan yang ku coba tutupi..
Tapi dari matamu membiaskan ketegaran dan perlindungan
Kristal-kristal lembut menari-nari..
Menjadikan ku tak kuasa menahan..
air mata pun jatuh…setetes demi setetes..
hingga akhirnya membanjiri kerudungmu..
Kau biarkan basah kerudungmu karenaku..
Ibu…
maafkan kerapuhanku..
Maafkan semua usahaku..
Yang mencoba menutupi semua kegagalanku..
rangkulanmu menjadi penyangga rapuhku
untuk , menapaki kembali hari-hari beratku.
by : sahabatku Estu Sindiningrum
@bird cage, 21 des 09