FAEDAH MEMBACA dan NIKMATNYA MENUNTUT ILMU (bagian 2)
Assalamu'alaikum wr wb. Apakabar sahabat-sahabat fillah? Semoga di hari jumat ini, menutup hari-hari kita muhasabah diri untuk selalu taat dan mengingatnya. Alhamdulillah, sampai saat ini evi masih di berikan kesehatan untuk berbagi ilmu dan saling mensehati dalam kebaikan dunia dan akhirat. Semoga catatan dibawah ini, membawa hikmah bagi kita semua.
Ketika evi membaca sebuah buku, ada tulisan yang diperoleh bermanfaat yang bisa di share yaitu
1. Apakah Faedah dari Membaca
2. Membaca dapat mengusir perasaan was-was, kecemasan, dan kesedihan.
3. Membaca dapat menghindarkan seseorang agar tidak tenggelam dalam hal-hal yang batil.
4. Membaca dapat menjauhkan kemungkinan seesorang untuk berhubungan dengan orang-orang yang menganggur dan tidak memiliki aktivitas.
5. Membaca dapat melatih lidah untuk berbicara dengan baik, menjauhkan kesalahan ucapan, dan menghiasinya dengan balaghah dan fashahah.
6. Membaca dapat mengembangkan akal, mencerahkan pikiran, dan membersihkan hati nurani.
7. Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan daya ingat serta pemahaman.
8. Dengan membaca orang dapat mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, kebijaksanaan kalangan bijak bestari, dan pemahaman ulama.
9. Mematangkan kemampuan sesorang untuk mencari dan memproses pengetahuan, untuk mempelajari bidang-bidang pengetahuan yang berbeda, dan penerapannya dalam kehidupan nyata.
10. Menambah keimanan, khususnya ketika membaca buku-buku karangan kaum muslimin. Sebab buku merupakan; pemberi nasehat yang paling agung, pendorong jiwa yang paling besar, dan penyuruh kepada kebaikan yang paling bijaksana.
11. Membaca dapat membantu pikiran agar lebuh tenang, membuat hati lebih terarah, dan memanfaatkan waktu agar tidak terbuang percuma.
12. Membaca dapat membantu memahami; proses terjadinya kata secara lebih detail, proses pembentukan kalimat, untuk menangkap konsep dan untuk memahami apa yang berada di balik tulisan.
Seorang penyair mengatakan,
Kehidupan jiwa adalah konsep dan makna
bukan yang engkau makan dan minum
Abu Ubaidah mengatakan bahwa al-Muhallab pernah berkata kepada anak-anaknya dalam wasiatnya, "Wahai anak-anakku, janganlah kalian tinggal di pasar, kecuali dekat dengan pembuat baju besi dan pembuat kertas"
Salah seorang sahabat pernah berkata kepadaku,
"Saya membaca sebuah buku salah seorang Syaikh yang berasal dari Syam yang di dalamnya berisi tentang sejarah Ghathafaan. Katanya,'Semua kenajikan menjadi sirna kecuali di dalam buku-buku'."
Ibnu al-Jahm berkata,
"Jika kantuk datang menyerang sebelu waktunya tidur, maka saya akan mengambil salah satu buku dari buku-buku hikmah. Dengan buku itu saya merasakan adanya gelora untuk mendapatkan nilai-nilai dan adanya kecintaan terhadap perbuatan-perbuatan baik yang menyeruak ketika saya mendapatkan sesuatu yang menarik, dan yang meliputi hati dengan kebahagiaan. Ketika perasaah hati dalam kondisi sangat senang, membaca dan belajar akan lebih punya kekuatan untuk membangunkan daripada suara keledai dan bunyi reruntuhan yang mengejutkan".
Ibnu al-Jahm berkata lagi,
"Saya sangat senang dan cinta kepada buku. Dan, bila saya berharap untuk mendapatkan manfaat darinya, maka Anda akan melihat saya jam demi jam memeriksa berapa halaman lagi yang tersiksa, karena takutnya mendekati halaman terakhir. Dan, bila buku itu berjilid-jilid dengan jumlah halaman yang banyak, maka sempurnakan hidup ini dan lengkaplah kegembiraan"
Sedangkan kitab yang paling mulia dan paling tinggi,
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memebri peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.(QS. Al-A'raf : 1)
Imam Syafi'i rahimahullah berkata,
"Tak seorang pun mencari ilmu dengan kekuasaan dan kebanggaaan diri sehingga ia layak mendapatkannya. Akan tetapi, untuk mendapatkan ilmu ia harus mengerahkan tenaganya, rela hidup susah, dan mau melayani para ulama. Itu akan lebih mendatangkan keuntungan"
Sebagian orang mulia berkata,
Bersabarlah atas beratnya perjalanan malam dengan mata terus terjaga
dan segenap jiwa untuk taat dan menjadi orang yang besar
jangan lemah dan jangan sampai pencahariannya membuatmu bosan
keinginan itu akan hilang di antara keputus asaan dan kebosanan
jika engkau sadar, dalam hari-hari terkandung pengalaman
bahwa kesabaran memiliki akibat dan pengaruh yang terpuji
sedikit sekali orang yang sungguh-sungguh
dalam mencari apa yang diinginkannya dan terus bersabar,
kecuali dia akan mendapatkan kemenangan
Syaikh Shalih Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin rahimatullah berkata,
"Seorang penuntut ilmu harus bersabar dalam belajar, tekun dan tiada henti, tidak jemu-jemu, bahkan sedapat mungkin harus kontinyu dalam belajar. Ia juga harus bersabar dalam menjaga ilmunya, disatu sisi ia akan mendapatkan pahala orang-orang yang sabar, dan di sisi lain akan mendapatkan hasil yang lebih baik."
Allah berfirman :
'Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadaMu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahui dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa' (QS. Hud : 97)
Syaikh al-Allamah Abdurrahman ibn Nashir as-Sa'di rahimatullah berkata,
"Seorang guru harus bersabar dalam mengajar. Ia berusaha untuk memahamkan setiap muridnya sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Ia juga harus memotivasi muridnya untuk terus membaca atau melakukan sesuatu yang tidak bisa dicapai dengan kecerdasannya. Ia harus memotivasinya terus-menerus, sering bertanya kepadanya dan mengujinya, harus mengajaknya berdiskusi, menggambarkan permasalaahn, dan menjelaskan hikmah dan intisarinya, dari prinsip dan kaidah dasar syariat manakah masalah itu di ambil. Mengetahui prinsip, kaidah dasar dan aturan, serta menerapkannya dalam segala hal dengan menggunakan media gambar adalah cara mengajar yang paling bermanfaat"
Allah swt berfirman :
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami"(QS. As-Sajdah : 24)
Nabi saw bersabda :
Kesabaran itu adalah sinar (HR.Muslim)
Kebodohan merupakan tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan dan membusuknya umur.
"Dan Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah itu sangat besar"(QS. An-Nisa)
"Sesungguhnya, Aku mengingat kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan" (QS. Hud : 46)
Sebaliknya ilmu adalah cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh dan bahan bakar bagi tabiat.
Dan apakah orang yang mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengan masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaanya berada dalam gelap gulita yang berkali-kali tidak dapt keluar daripadanya (QS. Al-An'am : 122)
Kebahagiaan, kedamaian dan ketentraman hati senantiasa berawal dari ilmu pengetahuan. Itu terjadi karen ailmu mampu menembus yang smaar, menemukan sesuatu yang hilang, dan menyingkap yang tersembunyi. Selain itu naluri dari jiwa manusia itu adalah selalu ingin mengetahui hal-hal yang baru dan ingin mengungkap sesuatu yang menarik.
Kebodohan itu sangat membosankan dan menyedihkan. Karena ia tidak pernah memunculkan hal yang baru yang lebih menarik dan segar, yang kemarin seperti hari ini, dan yang hari ini pun akan sama dengan yang akan terjadi esok hari.
Bila Anda ingin senantiasa bahagia, tuntutlah ilmu, galilah pengetahuan, dan raihlah berbagai manfaat, niscaya semua kesedihan, kepedihan dan kecemasan itu akan sirna
Dan, katakanlah : "Ya Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan" (QS.Thaha : 114)
Thomas Alfa Edison mengatakan, "Tidak ada cara yang bisa dilakukan oleh manusia sebagai tempat pelarian untuk bersembunyi dari pikirannya"
Pernyataan ini benar berdasarkan pengalaman. Karen amanusia apakah ketika sedang membaca dna menulis, maka sebenarnya ia berpikir. Salah satu cara terbaik untuk menajamkan dan mengontrol pikiran adalah melakukan pekerjaan yang menyenangkan dan bermanfaat.
Terima kasih ya Allah, semakin hari semakin Evi dekat dengan Mu, semakin banyak teman2 yang memberiku banyak ilmu, semakin ku merasa diri ku bermanfaat buat ku diri ku sendiri dan orang lain. Ku bersyukur padaMu Rabb atas nikmat mu ini yang besar dan indah..
Di antara sebab kebahagiaan adalah meluangkan waktu untuk mengkaji, menyempatkan diri untuk membaca dan mengembangkan kekuatan otak dengan hikmah-hikmah
Wassalamu'alaikum wr wb.
~Evi A.~
Depok, 5 Agustus 2009
(catatan ini sebelumnya ada di FB evi yang lama)
Referensi :
1. La Tahzan oleh Dr. Aidh al-Qarni
2. SAbar oleh Abdullah Al-Yamani
Komentar-komentar dari teman-teman Facebook Evi :
Ammi Affandi
Subhanallah setuju sekali Evi, ilmu adalah pengetahuan terhadap sesuatu sesuai dengan realitas, baik sesuatu itu dapat diindera maupun ghaib. Ilmu adalah kehidupan jiwa, makanan jiwa, cahaya akal dan penglihatan.
Karena itu macam-macam ilmu terbagi dalam dua hal:
1. Fardhu ain: adalah ilmu yang jika kita tidak mempelajarinya maka kita berdosa. Ilmu ini adalah ilmu agama yang lurus dipelajari oleh umat islam sebagai bekal untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan, sehingga kita harus mempelajarinya perintah agama, larangan, kewajiban dan rukun-rukunnya.
2. Fardhu kifayah: yaitu ilmu yang jika kita telah mempelajarinya maka kewajiban orang lain batal. Adapun jika tidak ada diantara kita yang mempelajarinya, maka mereka semua berdosa. Ilmu ini adalah ilmu duniawi seperti ilmu kedokteran, ilmu arsitektur, dan ilmu-ilmu modern lainnya yang dibutuhkan masyarakat luas.... See more
Begitu besar perintah daripada menuntut ilmu ya Evi, sampai-sampai Rasul katakan sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Dan cukup bagi kita pengetahuan fiqihnya jika kita mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila kita merasa bangga (ujub) dengan pendapat kita sendiri. Wallahu a'lam..
Terima kasih banyak atas uraiannya, sungguh sangat bermanfaat buat saya dan teman lainnya..;) Salam Ukhuwah..
Nriman 暁 Fajar
Subhanallah...sebaik-baik membaca adalah dg membaca Al Qur’an krn termasuk jenis dzikir yang paling agung. Di dalamnya terdapat barakah dunia dan akhirat yang tidak ada yang mampu menghitungnya kecuali Allah ‘azza wa jalla. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya dia akan datang di akhirat nanti memberi syafaat kepada orang-orang yang membacanya.” (HR. Muslim)
Asmu'i Marto
Hmm,...ya.
*Kehidupan jiwa adalah konsep dan makna,
bukan yang engkau makan dan minum*
Yang dibaca harus diikat dengan tulisan, dan harus diperdalam dengan diskusi. Seseorang baru bisa menulis setelah ia paham apa yang hendak ditulis. Untuk paham-salah satu caranya-dengan membaca berbagai sumber yang dibutuhkan. Tapi tidak cukup di sini, keterbatasan kita menangkap "apa" yang dibaca meniscayakan kita untuk mendiskusikannya dengan orang lain. Tiga hal ini harus dijalankan secara beriringan, saling mengisi membentuk "konsep" atau "makna" tertentu dalam jiwa seseorang, yang tentu mewarnai jiwa si pemiliknya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa 'kehidupan jiwa' itu adalah konsep dan makna...
Dalam Islam, ilmu itu berdimensi iman dan amal. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa tambah ilmunya tapi tidak tambah petunjuknya maka hanya akan bertambah jauh dari Allah." Artinya, orang bisa saja ilmu keislamannya tinggi tapi keimanannya rendah.
Jika ilmu itu cahaya al-haqq, seperti kata Waqi' guru Imam Syafi'i, maka ilmu dan iman ... See moresumbernya sama. Siapa yang banyak ilmu mesti tebal imannya dan sebaliknya. Ia akan berilmu dengan imannya dan beriman dengan ilmunya. Pemikir mesti ahli zikir dan irama zikir harus sejalan dengan kerja fikir (Q.S. Ali Imran: 190-191)....
Syachril Ariel
''Wahai para sahabat-sahabatku, maukah aku beri tahukan kepada kalian suatu bentuk amal yang paling baik, paling di ridhai Tuhan kalian, paling tinggi nilainya, paling baik dibanding ketika kalian memberikan emas atau perak kepada orang lain, dan paling baik ketimbang ketika kalian bertemu dengan musuh-musuh kalian dalam perang yang konsekuensinya ... See moremembunuh atau terbunuh musuh?'' Dengan serentak, para sahabat menjawab, ''Baik ya Rasulullah.'' Setelah diam sebentar, Nabi SAW berkata, ''Dzikrullah (mengingat Allah)''. (HR Ibnu Majah dari Abu al-Darda)
Sumarna Nudin
Assalamualakum Wr. Wb.
Dalam surat al-‘Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:
•Iqra’ bismi Rabbika allazy khalaq
•Khalaqa al-insana min ‘alaq
•Iqra’ warabbuka al- akram
•Allazy ‘ allama bilqalam
•‘Allamal insana ma lam ya’ lam
Artinya :
•Bacalah / belajarlah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Menciptakan,
•Dia menciptakan manusia dari ‘alaq,
•Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Mulia,
•Yang mengajar manusia dengan perantaraan pena (tulisan),
•Dia mengajarkan kepada manusia apa yang manusia belum mengetahui.
Kata iqra’- mengutip Quraish Shihab dalam Wawasan al-Qur’an memiliki makna yang bukan hanya satu melainkan beragam seperti menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik teks maupun bukan teks. Dalam konteks ayat yang pertama turun tersebut tidak dijelaskan apa obyek yang harus dibaca, karena sejatinya al-Qur’an menghendaki umat manusia membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, artinya selama bacaan itu bermanfaat untuk kemaslahatan manusia dan memperoleh rida Allah SWT.
Jadi ayat pertama di atas, meme-rintahkan manusia agar gemar membaca, gemar belajar. Membaca bukan saja dalam arti sempit harfiah yaitu membaca yang tergores dalam kertas atau tulisan, termasuk wahyu Allah yang telah ditulis dan disusun dalam mushaf al-Qur’an, melainkan juga membaca goresan Yang Maha Mencipta yaitu alam semesta. Jadi apapun yang anda baca semua berasal dari Allah, baik berupa firman Allah (the word of Allah) maupun karya Allah (the work of Allah).
Ayat kedua dan ketiga menekankan agar manusia menyadari tentang kejadiannya sehingga dalam diri manusia terbebas rasa sombong, angkuh, sebaliknya tertanam sifat kebersamaan antar sesama manusia, egaliter karena Yang Mulia hanyalah
Allah SWT. Ayat keempat memerintahkan manusia agar gemar menulis, sedang ayat terakhir menyuruh agar gemar melakukan penelitian. Jadi inti ayat-ayat yang pertama kali diwahyukan ternyata bukan membicarakan masalah ibadah, melainkan kearah ilmu pengetahuan, konkretnya suruhan membaca, menulis, melakukan observasi atau penelitian dengan dilandasi iman dan akhlak mulia.
Selanjutnya begitu besar perhatian al-Qur’an terhadap orang yang berilmu pengetahuan seperti yang bisa kita ketahui dari informasi ayat 11 surat al-Mujadilah,yang artinya, “Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”( Q.S. 58:11).
Realitas di masyarakat tidak semua orang itu beriman, sama halnya tidak semua orang itu berilmu pengetahuan. Sudah barang tentu orang yang beriman sekaligus berilmu pengetahuan perbandingannya semakin mengerucut, maka sangat mudah untuk difahami perhargaan yang diberikan al-Qur’an terhadap orang yang memiliki predikat iman sekaligus ilmu pengetahuan sangat apresiatif.
Bisa dibayangkan seandainya manusia tidak berilmu pengetahuan betapa piciknya. Begitu pula seandainya manusia berilmu pengetahuan akan tetapi ilmu yang dikembangkan bebas nilai-nilai, atau tanpa nilai-nilai, tanpa cahaya iman, tanpa sinar Ilahi pasti akan membuat malapetaka dalam kehidupan manusia.
Dengan dianugerahi kemampuan akal, manusia diingatkan wahyu al-Qur’an agar menggunakan pikiran untuk menemukan hal-hal yang belum diketahuinya. Berpikir adalah pangkal dari lahirnya ilmu pengetahuan. Misalnya kita kutip ayat 101 surat Yunus yang terjemahan bebasnya sebagai berikut, “Katakanlah (Muhammad) : Lakukanlah nadlar (menggunakan nalar atau akal pikiran untuk melakukan penelitian dengan metode ilmiah) mengenai apa-apa yang di langit dan di bumi” ( Q.S. 10:101 ).
Abi Zuhri أبي زهري
Ilmu yang semestinya ditekuni dan dikejar adalah ilmu yang bisa memasukan ke surga dan menyelamatkan dari api neraka. Inilah ilmu yang betul-betul bermanfaat. Perlu diperhatikan bahwa ada keasyikan tersendiri tatkala menuntut ilmu. Maka barang siapa yang keasyikannya melalaikan dia dari hakikat dicarinya ilmu, maka telah melampaui batas. Dan Pengamalan ilmu pada dasarnya sesuatu yang berat, tetapi terasa mudah bagi yang mendapat kemudahan dari Alloh.
Wallohu A'lam..
Ketika evi membaca sebuah buku, ada tulisan yang diperoleh bermanfaat yang bisa di share yaitu
1. Apakah Faedah dari Membaca
2. Membaca dapat mengusir perasaan was-was, kecemasan, dan kesedihan.
3. Membaca dapat menghindarkan seseorang agar tidak tenggelam dalam hal-hal yang batil.
4. Membaca dapat menjauhkan kemungkinan seesorang untuk berhubungan dengan orang-orang yang menganggur dan tidak memiliki aktivitas.
5. Membaca dapat melatih lidah untuk berbicara dengan baik, menjauhkan kesalahan ucapan, dan menghiasinya dengan balaghah dan fashahah.
6. Membaca dapat mengembangkan akal, mencerahkan pikiran, dan membersihkan hati nurani.
7. Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan daya ingat serta pemahaman.
8. Dengan membaca orang dapat mengambil pelajaran dari pengalaman orang lain, kebijaksanaan kalangan bijak bestari, dan pemahaman ulama.
9. Mematangkan kemampuan sesorang untuk mencari dan memproses pengetahuan, untuk mempelajari bidang-bidang pengetahuan yang berbeda, dan penerapannya dalam kehidupan nyata.
10. Menambah keimanan, khususnya ketika membaca buku-buku karangan kaum muslimin. Sebab buku merupakan; pemberi nasehat yang paling agung, pendorong jiwa yang paling besar, dan penyuruh kepada kebaikan yang paling bijaksana.
11. Membaca dapat membantu pikiran agar lebuh tenang, membuat hati lebih terarah, dan memanfaatkan waktu agar tidak terbuang percuma.
12. Membaca dapat membantu memahami; proses terjadinya kata secara lebih detail, proses pembentukan kalimat, untuk menangkap konsep dan untuk memahami apa yang berada di balik tulisan.
Seorang penyair mengatakan,
Kehidupan jiwa adalah konsep dan makna
bukan yang engkau makan dan minum
Abu Ubaidah mengatakan bahwa al-Muhallab pernah berkata kepada anak-anaknya dalam wasiatnya, "Wahai anak-anakku, janganlah kalian tinggal di pasar, kecuali dekat dengan pembuat baju besi dan pembuat kertas"
Salah seorang sahabat pernah berkata kepadaku,
"Saya membaca sebuah buku salah seorang Syaikh yang berasal dari Syam yang di dalamnya berisi tentang sejarah Ghathafaan. Katanya,'Semua kenajikan menjadi sirna kecuali di dalam buku-buku'."
Ibnu al-Jahm berkata,
"Jika kantuk datang menyerang sebelu waktunya tidur, maka saya akan mengambil salah satu buku dari buku-buku hikmah. Dengan buku itu saya merasakan adanya gelora untuk mendapatkan nilai-nilai dan adanya kecintaan terhadap perbuatan-perbuatan baik yang menyeruak ketika saya mendapatkan sesuatu yang menarik, dan yang meliputi hati dengan kebahagiaan. Ketika perasaah hati dalam kondisi sangat senang, membaca dan belajar akan lebih punya kekuatan untuk membangunkan daripada suara keledai dan bunyi reruntuhan yang mengejutkan".
Ibnu al-Jahm berkata lagi,
"Saya sangat senang dan cinta kepada buku. Dan, bila saya berharap untuk mendapatkan manfaat darinya, maka Anda akan melihat saya jam demi jam memeriksa berapa halaman lagi yang tersiksa, karena takutnya mendekati halaman terakhir. Dan, bila buku itu berjilid-jilid dengan jumlah halaman yang banyak, maka sempurnakan hidup ini dan lengkaplah kegembiraan"
Sedangkan kitab yang paling mulia dan paling tinggi,
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memebri peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.(QS. Al-A'raf : 1)
Imam Syafi'i rahimahullah berkata,
"Tak seorang pun mencari ilmu dengan kekuasaan dan kebanggaaan diri sehingga ia layak mendapatkannya. Akan tetapi, untuk mendapatkan ilmu ia harus mengerahkan tenaganya, rela hidup susah, dan mau melayani para ulama. Itu akan lebih mendatangkan keuntungan"
Sebagian orang mulia berkata,
Bersabarlah atas beratnya perjalanan malam dengan mata terus terjaga
dan segenap jiwa untuk taat dan menjadi orang yang besar
jangan lemah dan jangan sampai pencahariannya membuatmu bosan
keinginan itu akan hilang di antara keputus asaan dan kebosanan
jika engkau sadar, dalam hari-hari terkandung pengalaman
bahwa kesabaran memiliki akibat dan pengaruh yang terpuji
sedikit sekali orang yang sungguh-sungguh
dalam mencari apa yang diinginkannya dan terus bersabar,
kecuali dia akan mendapatkan kemenangan
Syaikh Shalih Muhammad ibn Shalih al-Utsaimin rahimatullah berkata,
"Seorang penuntut ilmu harus bersabar dalam belajar, tekun dan tiada henti, tidak jemu-jemu, bahkan sedapat mungkin harus kontinyu dalam belajar. Ia juga harus bersabar dalam menjaga ilmunya, disatu sisi ia akan mendapatkan pahala orang-orang yang sabar, dan di sisi lain akan mendapatkan hasil yang lebih baik."
Allah berfirman :
'Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadaMu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahui dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa' (QS. Hud : 97)
Syaikh al-Allamah Abdurrahman ibn Nashir as-Sa'di rahimatullah berkata,
"Seorang guru harus bersabar dalam mengajar. Ia berusaha untuk memahamkan setiap muridnya sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Ia juga harus memotivasi muridnya untuk terus membaca atau melakukan sesuatu yang tidak bisa dicapai dengan kecerdasannya. Ia harus memotivasinya terus-menerus, sering bertanya kepadanya dan mengujinya, harus mengajaknya berdiskusi, menggambarkan permasalaahn, dan menjelaskan hikmah dan intisarinya, dari prinsip dan kaidah dasar syariat manakah masalah itu di ambil. Mengetahui prinsip, kaidah dasar dan aturan, serta menerapkannya dalam segala hal dengan menggunakan media gambar adalah cara mengajar yang paling bermanfaat"
Allah swt berfirman :
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami"(QS. As-Sajdah : 24)
Nabi saw bersabda :
Kesabaran itu adalah sinar (HR.Muslim)
Kebodohan merupakan tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan dan membusuknya umur.
"Dan Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah itu sangat besar"(QS. An-Nisa)
"Sesungguhnya, Aku mengingat kepadamu supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan" (QS. Hud : 46)
Sebaliknya ilmu adalah cahaya bagi hati nurani, kehidupan bagi ruh dan bahan bakar bagi tabiat.
Dan apakah orang yang mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengan masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaanya berada dalam gelap gulita yang berkali-kali tidak dapt keluar daripadanya (QS. Al-An'am : 122)
Kebahagiaan, kedamaian dan ketentraman hati senantiasa berawal dari ilmu pengetahuan. Itu terjadi karen ailmu mampu menembus yang smaar, menemukan sesuatu yang hilang, dan menyingkap yang tersembunyi. Selain itu naluri dari jiwa manusia itu adalah selalu ingin mengetahui hal-hal yang baru dan ingin mengungkap sesuatu yang menarik.
Kebodohan itu sangat membosankan dan menyedihkan. Karena ia tidak pernah memunculkan hal yang baru yang lebih menarik dan segar, yang kemarin seperti hari ini, dan yang hari ini pun akan sama dengan yang akan terjadi esok hari.
Bila Anda ingin senantiasa bahagia, tuntutlah ilmu, galilah pengetahuan, dan raihlah berbagai manfaat, niscaya semua kesedihan, kepedihan dan kecemasan itu akan sirna
Dan, katakanlah : "Ya Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan" (QS.Thaha : 114)
Thomas Alfa Edison mengatakan, "Tidak ada cara yang bisa dilakukan oleh manusia sebagai tempat pelarian untuk bersembunyi dari pikirannya"
Pernyataan ini benar berdasarkan pengalaman. Karen amanusia apakah ketika sedang membaca dna menulis, maka sebenarnya ia berpikir. Salah satu cara terbaik untuk menajamkan dan mengontrol pikiran adalah melakukan pekerjaan yang menyenangkan dan bermanfaat.
Terima kasih ya Allah, semakin hari semakin Evi dekat dengan Mu, semakin banyak teman2 yang memberiku banyak ilmu, semakin ku merasa diri ku bermanfaat buat ku diri ku sendiri dan orang lain. Ku bersyukur padaMu Rabb atas nikmat mu ini yang besar dan indah..
Di antara sebab kebahagiaan adalah meluangkan waktu untuk mengkaji, menyempatkan diri untuk membaca dan mengembangkan kekuatan otak dengan hikmah-hikmah
Wassalamu'alaikum wr wb.
~Evi A.~
Depok, 5 Agustus 2009
(catatan ini sebelumnya ada di FB evi yang lama)
Referensi :
1. La Tahzan oleh Dr. Aidh al-Qarni
2. SAbar oleh Abdullah Al-Yamani
Komentar-komentar dari teman-teman Facebook Evi :
Ammi Affandi
Subhanallah setuju sekali Evi, ilmu adalah pengetahuan terhadap sesuatu sesuai dengan realitas, baik sesuatu itu dapat diindera maupun ghaib. Ilmu adalah kehidupan jiwa, makanan jiwa, cahaya akal dan penglihatan.
Karena itu macam-macam ilmu terbagi dalam dua hal:
1. Fardhu ain: adalah ilmu yang jika kita tidak mempelajarinya maka kita berdosa. Ilmu ini adalah ilmu agama yang lurus dipelajari oleh umat islam sebagai bekal untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan, sehingga kita harus mempelajarinya perintah agama, larangan, kewajiban dan rukun-rukunnya.
2. Fardhu kifayah: yaitu ilmu yang jika kita telah mempelajarinya maka kewajiban orang lain batal. Adapun jika tidak ada diantara kita yang mempelajarinya, maka mereka semua berdosa. Ilmu ini adalah ilmu duniawi seperti ilmu kedokteran, ilmu arsitektur, dan ilmu-ilmu modern lainnya yang dibutuhkan masyarakat luas.... See more
Begitu besar perintah daripada menuntut ilmu ya Evi, sampai-sampai Rasul katakan sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Dan cukup bagi kita pengetahuan fiqihnya jika kita mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila kita merasa bangga (ujub) dengan pendapat kita sendiri. Wallahu a'lam..
Terima kasih banyak atas uraiannya, sungguh sangat bermanfaat buat saya dan teman lainnya..;) Salam Ukhuwah..
Nriman 暁 Fajar
Subhanallah...sebaik-baik membaca adalah dg membaca Al Qur’an krn termasuk jenis dzikir yang paling agung. Di dalamnya terdapat barakah dunia dan akhirat yang tidak ada yang mampu menghitungnya kecuali Allah ‘azza wa jalla. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya dia akan datang di akhirat nanti memberi syafaat kepada orang-orang yang membacanya.” (HR. Muslim)
Asmu'i Marto
Hmm,...ya.
*Kehidupan jiwa adalah konsep dan makna,
bukan yang engkau makan dan minum*
Yang dibaca harus diikat dengan tulisan, dan harus diperdalam dengan diskusi. Seseorang baru bisa menulis setelah ia paham apa yang hendak ditulis. Untuk paham-salah satu caranya-dengan membaca berbagai sumber yang dibutuhkan. Tapi tidak cukup di sini, keterbatasan kita menangkap "apa" yang dibaca meniscayakan kita untuk mendiskusikannya dengan orang lain. Tiga hal ini harus dijalankan secara beriringan, saling mengisi membentuk "konsep" atau "makna" tertentu dalam jiwa seseorang, yang tentu mewarnai jiwa si pemiliknya. Itulah sebabnya dikatakan bahwa 'kehidupan jiwa' itu adalah konsep dan makna...
Dalam Islam, ilmu itu berdimensi iman dan amal. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa tambah ilmunya tapi tidak tambah petunjuknya maka hanya akan bertambah jauh dari Allah." Artinya, orang bisa saja ilmu keislamannya tinggi tapi keimanannya rendah.
Jika ilmu itu cahaya al-haqq, seperti kata Waqi' guru Imam Syafi'i, maka ilmu dan iman ... See moresumbernya sama. Siapa yang banyak ilmu mesti tebal imannya dan sebaliknya. Ia akan berilmu dengan imannya dan beriman dengan ilmunya. Pemikir mesti ahli zikir dan irama zikir harus sejalan dengan kerja fikir (Q.S. Ali Imran: 190-191)....
Syachril Ariel
''Wahai para sahabat-sahabatku, maukah aku beri tahukan kepada kalian suatu bentuk amal yang paling baik, paling di ridhai Tuhan kalian, paling tinggi nilainya, paling baik dibanding ketika kalian memberikan emas atau perak kepada orang lain, dan paling baik ketimbang ketika kalian bertemu dengan musuh-musuh kalian dalam perang yang konsekuensinya ... See moremembunuh atau terbunuh musuh?'' Dengan serentak, para sahabat menjawab, ''Baik ya Rasulullah.'' Setelah diam sebentar, Nabi SAW berkata, ''Dzikrullah (mengingat Allah)''. (HR Ibnu Majah dari Abu al-Darda)
Sumarna Nudin
Assalamualakum Wr. Wb.
Dalam surat al-‘Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:
•Iqra’ bismi Rabbika allazy khalaq
•Khalaqa al-insana min ‘alaq
•Iqra’ warabbuka al- akram
•Allazy ‘ allama bilqalam
•‘Allamal insana ma lam ya’ lam
Artinya :
•Bacalah / belajarlah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Menciptakan,
•Dia menciptakan manusia dari ‘alaq,
•Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Mulia,
•Yang mengajar manusia dengan perantaraan pena (tulisan),
•Dia mengajarkan kepada manusia apa yang manusia belum mengetahui.
Kata iqra’- mengutip Quraish Shihab dalam Wawasan al-Qur’an memiliki makna yang bukan hanya satu melainkan beragam seperti menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, membaca baik teks maupun bukan teks. Dalam konteks ayat yang pertama turun tersebut tidak dijelaskan apa obyek yang harus dibaca, karena sejatinya al-Qur’an menghendaki umat manusia membaca apa saja selama bacaan tersebut bismi Rabbik, artinya selama bacaan itu bermanfaat untuk kemaslahatan manusia dan memperoleh rida Allah SWT.
Jadi ayat pertama di atas, meme-rintahkan manusia agar gemar membaca, gemar belajar. Membaca bukan saja dalam arti sempit harfiah yaitu membaca yang tergores dalam kertas atau tulisan, termasuk wahyu Allah yang telah ditulis dan disusun dalam mushaf al-Qur’an, melainkan juga membaca goresan Yang Maha Mencipta yaitu alam semesta. Jadi apapun yang anda baca semua berasal dari Allah, baik berupa firman Allah (the word of Allah) maupun karya Allah (the work of Allah).
Ayat kedua dan ketiga menekankan agar manusia menyadari tentang kejadiannya sehingga dalam diri manusia terbebas rasa sombong, angkuh, sebaliknya tertanam sifat kebersamaan antar sesama manusia, egaliter karena Yang Mulia hanyalah
Allah SWT. Ayat keempat memerintahkan manusia agar gemar menulis, sedang ayat terakhir menyuruh agar gemar melakukan penelitian. Jadi inti ayat-ayat yang pertama kali diwahyukan ternyata bukan membicarakan masalah ibadah, melainkan kearah ilmu pengetahuan, konkretnya suruhan membaca, menulis, melakukan observasi atau penelitian dengan dilandasi iman dan akhlak mulia.
Selanjutnya begitu besar perhatian al-Qur’an terhadap orang yang berilmu pengetahuan seperti yang bisa kita ketahui dari informasi ayat 11 surat al-Mujadilah,yang artinya, “Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”( Q.S. 58:11).
Realitas di masyarakat tidak semua orang itu beriman, sama halnya tidak semua orang itu berilmu pengetahuan. Sudah barang tentu orang yang beriman sekaligus berilmu pengetahuan perbandingannya semakin mengerucut, maka sangat mudah untuk difahami perhargaan yang diberikan al-Qur’an terhadap orang yang memiliki predikat iman sekaligus ilmu pengetahuan sangat apresiatif.
Bisa dibayangkan seandainya manusia tidak berilmu pengetahuan betapa piciknya. Begitu pula seandainya manusia berilmu pengetahuan akan tetapi ilmu yang dikembangkan bebas nilai-nilai, atau tanpa nilai-nilai, tanpa cahaya iman, tanpa sinar Ilahi pasti akan membuat malapetaka dalam kehidupan manusia.
Dengan dianugerahi kemampuan akal, manusia diingatkan wahyu al-Qur’an agar menggunakan pikiran untuk menemukan hal-hal yang belum diketahuinya. Berpikir adalah pangkal dari lahirnya ilmu pengetahuan. Misalnya kita kutip ayat 101 surat Yunus yang terjemahan bebasnya sebagai berikut, “Katakanlah (Muhammad) : Lakukanlah nadlar (menggunakan nalar atau akal pikiran untuk melakukan penelitian dengan metode ilmiah) mengenai apa-apa yang di langit dan di bumi” ( Q.S. 10:101 ).
Abi Zuhri أبي زهري
Ilmu yang semestinya ditekuni dan dikejar adalah ilmu yang bisa memasukan ke surga dan menyelamatkan dari api neraka. Inilah ilmu yang betul-betul bermanfaat. Perlu diperhatikan bahwa ada keasyikan tersendiri tatkala menuntut ilmu. Maka barang siapa yang keasyikannya melalaikan dia dari hakikat dicarinya ilmu, maka telah melampaui batas. Dan Pengamalan ilmu pada dasarnya sesuatu yang berat, tetapi terasa mudah bagi yang mendapat kemudahan dari Alloh.
Wallohu A'lam..