Syirik
Syirik merupakan bahaya yang terbesar dan penyakit yang paling berbahaya. Perlu diketahui bahwa para ulama membagi jenis syirik menjadi dua bagian :
a) Syirik Akbar (besar)
- Yang tidak diampuni (apabila pelakunya mati dan belum bertaubat).
- Diharamkan baginya surga.
- Kekal di dalam neraka.
- Membatalkan semua amalan-amalan yang lalu.
b) Syirik Ashghar (kecil)
- Dibawah kehendak Allah, kalau Allah ampuni pelakunya, maka tidak di adzab, dan kalau tidak di ampuni, pelakunya masuk terlebih dahulu di neraka meskipun setelah itu dimasukkan ke dalam surga.
- Tidak kekal dalam neraka (kalau dia dimasukkan ke dalam neraka).
- Tidak membatalkan semua amalan tetapi sebatas yang dilakukan.
- Tidak diharamkan baginya surga.
Penjelasan Syirik Akbar
Sebagaimana penjelasan di atas, syirik akbar merupakan dosa yang terbesar yang tidak akan diampuni oleh Allah apabila tidak bertaubat, Allah Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang di kehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutuan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (An-Nisa' : 48)
Juga pelaku syirik akbar tempat kembalinya adalah neraka dan diharamkan baginya surga.
Allah Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : "Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putera Maryam. Padahal Al-Masih (sendiri) berkata : "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang dhalim itu seorang penolong pun." (Al-Maidah : 72)
Sedangkan dalil yang menunjukkan bahwa syirik akbar menggugurkan amalan-amalan adalah firman Allah Ta'ala :
"Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (Al-An'am : 88)
Macam-Macam Syirik Akbar
Macam-macam dari syirik akbar ini sangat banyak sekali, tetapi bisa kita kelompokkan menjadi tiga bagian :
1. Syirik di dalam al-uluhiyyah
yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Yang mana Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam berbagai tempat dalam kitab-Nya menyeru kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya kepada-Nya saja. Firman Allah Ta'ala :
"Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahuinya." (Al-Baqarah :21-22)
Perintah Allah dalam ayat ini agar semua manusia beribadah kepada Rabb mereka dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain : syahadat, shalat, zakat, shaum, haji, sujud, ruku', thawaf, do'a, tawakal, khauf (takut), raja' (berharap), raghbah (menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan dari sesuatu), khusu', khasyah, isti'anah (minta tolong), isti'adzah (berlindung), istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar, sabar, dan lain-lain dari berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di sisi lain ada kerancuan yang terdapat di kalangan umum dalam memahami ibadah. Mereka mengartikan ibadah dalam definisi yang sempit sekali seperti shalat, puasa, zakat, haji. Adapun yang lainnya tidak dikategorikan di dalamnya.
Sungguh indah perkataan Syaikhul Islam Abul Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam mendefinisikan ibadah, beliau berkata :
"Ibadah itu ialah suatu nama yang mencakup semua perkara yang di cintai Allah dan diridlai-Nya, apakah berupa perkataan ataupun perbuatan, baik dhahir maupun yang batin."
Inilah pengertian ibadah yang sesungguhnya, yaitu meliputi segala perkara yang dicintai dan diridlai Allah, baik itu berupa perkataan maupun perbuatan.
2. Syirik di dalam ar-rububiyyah.
yaitu seseorang menyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan yang lainnya dari sifat-sifat ar-rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir terdahulu.
Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah, namun mereka menyekutukan Allah dalam tauhid uluhiyyah. Mereka menyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta. Namun mereka masih tetap berdo'a, meminta pada kuburan-kuburan, seperti kuburan Latta.
Sebagaimana Allah kisahkan tentang mereka :
"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan ?" Tentu mereka akan menjawab : "Alah". Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)." (Al-Ankabut : 61)
Firman Allah Ta'ala :
"Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka : "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya ?" Tentu mereka akan menjawab : "Allah." Katakanlah : "Segala puji bagi Allah." Tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya)." (Al-Ankabut : 63)
Firman Allah Ta'ala :
"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : "siapakah yang menciptakan langit dan bumi ?" Tentu mereka akan menjawab : "Allah." Katakanlah : "Segala puji bagi Allah." Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya." (Luqman : 25)
Firman Allah Ta'ala :
"Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka : "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi ?" Niscaya mereka akan menjawab : "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Az-Zukhruf : 9)
Ayat-ayat ini semua menunjukkan kalu orang-orang musyrik terdahulu mengakui Allah-lah satu-satunya pencipta yang menciptakan langit dan bumi, yang menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya. Akan tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainnya.
Maka bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau Allah-lah Penciptanya, atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya, atau ada yang serupa dengan Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu yang demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dinamakan syirik dalam rububiyyah.
3. Syirik di dalam Al-Asma' dan Ash-Shifat
Yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya. Contohnya menyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib.
Firman Allah Ta'ala :
"(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu." (Al-Jin : 26)
Dalam masalah ini silahkan baca lebih lengkapnya di dalam pembahasan lain pada judul "Keyakinan Adanya Makhluk Yang Mengetahui Hal Yang Ghaib".
Penjelasan Syirik Ashghar
Meskipun dalam masalah ini ada khilaf (sebagaimana yang telah kita bahas di atas), akan tetapi wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati terhadap penyakit ini dan jangan menganggap remeh. Pelakunya diwajibkan untuk bertaubat. Diantara yang dikategorikan dalam syirik ashghar antara lain :
a) Ar-Riya' (mengamalkan suatu ibadah supaya dilihat manusia dalam rangka mendapatkan popularitas). Meskipun syirik ini tidak membatalkan semua amalan secara keseluruhan, namun ia membatalkan amalan yang diniatkan untuk manusia tersebut. Maka wajib bagi pelakunya untuk bertaubat.
Firman Allah yang menerangkan bahwa riya' itu membatalkan amalan yang disertai riya' tersebut adalah sebagai berikut :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya' kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atas ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak berkuasa sedikitpun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Al-Baqarah : 264)
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid bahwa dia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Suatu ketakutan yang paling aku takutkan dari kalian adalah syirik kecil. Kemudian ditanyakan tentang syirik itu, beliau menjawab : riya'." (HR. Ahmad)
Dan juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu : Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Allah Ta'ala berfirman : Barangsiapa melakukan suatu amalan kemudian ia jadikan bersama Allah sekutu dalam amalan itu, maka Allah tinggalkan amalan tersebut dan sekutunya." (HR. Muslim)
Dalam masalah membatalkan amalan, riya' ini terbagi menjadi dua bagian :
1) Apabila riya' sejak awal, yaitu bahwa orang tersebut dalam melakukan amalannya sudah mempunyai niat untuk riya'. Yang seperti ini membatalkan amalan.
2) Apabila datang dengan tiba-tiba di tengah-tengah atau di akhir amalan dan orang tersebut berusaha untuk menolak atau menghilangkan dari hatinya. Maka yang seperti ini tidak sampai membatalkan amalannya.
2) Sum'ah (mengamalkan suatu ibadah supaya didengar orang lain dalam rangka mendapatkan popularitas). Pada hakekatnya sum'ah merupakan riya' juga.
Dua penyakit ini yang sangat rawan dalam hati karena sangat samar tidak terlihat oleh mata, sehingga seorang muslim harus sangat berhati-hati. Ayat Al-Qur'an dalam surat Al-Baqarah 264 serta hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari shahabatnya Mahmud bin Labid di atas menjadi perhatian bagi kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala memanggil dengan panggilan "Wahai orang-orang yang beriman" dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengkhawatirkan riya' tersebut akan menimpa para shahabat. Hal ini menunjukkan bahwa orang mukmin pun apabila tidak hati-hati akan terkena penyakit ini. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala selamatkan kita darinya.
Wallahu a'lamu bish-shawwab.
(dari : sahabat fb ku : Bintang di Langit)
a) Syirik Akbar (besar)
- Yang tidak diampuni (apabila pelakunya mati dan belum bertaubat).
- Diharamkan baginya surga.
- Kekal di dalam neraka.
- Membatalkan semua amalan-amalan yang lalu.
b) Syirik Ashghar (kecil)
- Dibawah kehendak Allah, kalau Allah ampuni pelakunya, maka tidak di adzab, dan kalau tidak di ampuni, pelakunya masuk terlebih dahulu di neraka meskipun setelah itu dimasukkan ke dalam surga.
- Tidak kekal dalam neraka (kalau dia dimasukkan ke dalam neraka).
- Tidak membatalkan semua amalan tetapi sebatas yang dilakukan.
- Tidak diharamkan baginya surga.
Penjelasan Syirik Akbar
Sebagaimana penjelasan di atas, syirik akbar merupakan dosa yang terbesar yang tidak akan diampuni oleh Allah apabila tidak bertaubat, Allah Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang di kehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutuan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (An-Nisa' : 48)
Juga pelaku syirik akbar tempat kembalinya adalah neraka dan diharamkan baginya surga.
Allah Ta'ala berfirman :
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata : "Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putera Maryam. Padahal Al-Masih (sendiri) berkata : "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang yang dhalim itu seorang penolong pun." (Al-Maidah : 72)
Sedangkan dalil yang menunjukkan bahwa syirik akbar menggugurkan amalan-amalan adalah firman Allah Ta'ala :
"Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (Al-An'am : 88)
Macam-Macam Syirik Akbar
Macam-macam dari syirik akbar ini sangat banyak sekali, tetapi bisa kita kelompokkan menjadi tiga bagian :
1. Syirik di dalam al-uluhiyyah
yaitu kalau seseorang menyakini bahwa ada tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah (berhak mendapatkan sifat-sifat ubudiyyah). Yang mana Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam berbagai tempat dalam kitab-Nya menyeru kepada hamba-Nya agar tidak menyembah atau beribadah kecuali hanya kepada-Nya saja. Firman Allah Ta'ala :
"Wahai manusia sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahuinya." (Al-Baqarah :21-22)
Perintah Allah dalam ayat ini agar semua manusia beribadah kepada Rabb mereka dan bentuk ibadah yang diperintahkan antara lain : syahadat, shalat, zakat, shaum, haji, sujud, ruku', thawaf, do'a, tawakal, khauf (takut), raja' (berharap), raghbah (menginginkan sesuatu), rahbah (menghindarkan dari sesuatu), khusu', khasyah, isti'anah (minta tolong), isti'adzah (berlindung), istighatsah (meratap), penyembelihan, nadzar, sabar, dan lain-lain dari berbagai macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di sisi lain ada kerancuan yang terdapat di kalangan umum dalam memahami ibadah. Mereka mengartikan ibadah dalam definisi yang sempit sekali seperti shalat, puasa, zakat, haji. Adapun yang lainnya tidak dikategorikan di dalamnya.
Sungguh indah perkataan Syaikhul Islam Abul Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam mendefinisikan ibadah, beliau berkata :
"Ibadah itu ialah suatu nama yang mencakup semua perkara yang di cintai Allah dan diridlai-Nya, apakah berupa perkataan ataupun perbuatan, baik dhahir maupun yang batin."
Inilah pengertian ibadah yang sesungguhnya, yaitu meliputi segala perkara yang dicintai dan diridlai Allah, baik itu berupa perkataan maupun perbuatan.
2. Syirik di dalam ar-rububiyyah.
yaitu seseorang menyakini bahwa ada selain Allah yang bisa menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan yang lainnya dari sifat-sifat ar-rububiyyah. Orang-orang seperti ini keadaannya lebih sesat dan lebih jelek daripada orang-orang kafir terdahulu.
Orang-orang terdahulu beriman dengan tauhid rububiyyah, namun mereka menyekutukan Allah dalam tauhid uluhiyyah. Mereka menyakini kalau Allah satu-satunya Pencipta alam semesta. Namun mereka masih tetap berdo'a, meminta pada kuburan-kuburan, seperti kuburan Latta.
Sebagaimana Allah kisahkan tentang mereka :
"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan ?" Tentu mereka akan menjawab : "Alah". Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)." (Al-Ankabut : 61)
Firman Allah Ta'ala :
"Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka : "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya ?" Tentu mereka akan menjawab : "Allah." Katakanlah : "Segala puji bagi Allah." Tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya)." (Al-Ankabut : 63)
Firman Allah Ta'ala :
"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : "siapakah yang menciptakan langit dan bumi ?" Tentu mereka akan menjawab : "Allah." Katakanlah : "Segala puji bagi Allah." Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya." (Luqman : 25)
Firman Allah Ta'ala :
"Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka : "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi ?" Niscaya mereka akan menjawab : "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Az-Zukhruf : 9)
Ayat-ayat ini semua menunjukkan kalu orang-orang musyrik terdahulu mengakui Allah-lah satu-satunya pencipta yang menciptakan langit dan bumi, yang menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya. Akan tetapi mereka masih memberikan peribadatan kepada yang lainnya.
Maka bagaimanakah dengan orang-orang yang tidak menyakini sama sekali kalau Allah-lah Penciptanya, atau ada tuhan lain yang menciptakan, menghidupkan dan mematikan, yang menurunkan hujan dan seterusnya, atau ada yang serupa dengan Allah dalam masalah-masalah ini. Tentu yang demikian lebih jelek lagi. Inilah yang dinamakan syirik dalam rububiyyah.
3. Syirik di dalam Al-Asma' dan Ash-Shifat
Yaitu kalau seseorang mensifatkan sebagian makhluk Allah dengan sebagian sifat-sifat Allah yang khusus bagi-Nya. Contohnya menyakini bahwa ada makhluk Allah yang mengetahui perkara-perkara ghaib.
Firman Allah Ta'ala :
"(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu." (Al-Jin : 26)
Dalam masalah ini silahkan baca lebih lengkapnya di dalam pembahasan lain pada judul "Keyakinan Adanya Makhluk Yang Mengetahui Hal Yang Ghaib".
Penjelasan Syirik Ashghar
Meskipun dalam masalah ini ada khilaf (sebagaimana yang telah kita bahas di atas), akan tetapi wajib bagi setiap muslim untuk berhati-hati terhadap penyakit ini dan jangan menganggap remeh. Pelakunya diwajibkan untuk bertaubat. Diantara yang dikategorikan dalam syirik ashghar antara lain :
a) Ar-Riya' (mengamalkan suatu ibadah supaya dilihat manusia dalam rangka mendapatkan popularitas). Meskipun syirik ini tidak membatalkan semua amalan secara keseluruhan, namun ia membatalkan amalan yang diniatkan untuk manusia tersebut. Maka wajib bagi pelakunya untuk bertaubat.
Firman Allah yang menerangkan bahwa riya' itu membatalkan amalan yang disertai riya' tersebut adalah sebagai berikut :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya' kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atas ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak berkuasa sedikitpun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Al-Baqarah : 264)
Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Diriwayatkan dari Mahmud bin Labid bahwa dia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Suatu ketakutan yang paling aku takutkan dari kalian adalah syirik kecil. Kemudian ditanyakan tentang syirik itu, beliau menjawab : riya'." (HR. Ahmad)
Dan juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu : Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Allah Ta'ala berfirman : Barangsiapa melakukan suatu amalan kemudian ia jadikan bersama Allah sekutu dalam amalan itu, maka Allah tinggalkan amalan tersebut dan sekutunya." (HR. Muslim)
Dalam masalah membatalkan amalan, riya' ini terbagi menjadi dua bagian :
1) Apabila riya' sejak awal, yaitu bahwa orang tersebut dalam melakukan amalannya sudah mempunyai niat untuk riya'. Yang seperti ini membatalkan amalan.
2) Apabila datang dengan tiba-tiba di tengah-tengah atau di akhir amalan dan orang tersebut berusaha untuk menolak atau menghilangkan dari hatinya. Maka yang seperti ini tidak sampai membatalkan amalannya.
2) Sum'ah (mengamalkan suatu ibadah supaya didengar orang lain dalam rangka mendapatkan popularitas). Pada hakekatnya sum'ah merupakan riya' juga.
Dua penyakit ini yang sangat rawan dalam hati karena sangat samar tidak terlihat oleh mata, sehingga seorang muslim harus sangat berhati-hati. Ayat Al-Qur'an dalam surat Al-Baqarah 264 serta hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari shahabatnya Mahmud bin Labid di atas menjadi perhatian bagi kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala memanggil dengan panggilan "Wahai orang-orang yang beriman" dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengkhawatirkan riya' tersebut akan menimpa para shahabat. Hal ini menunjukkan bahwa orang mukmin pun apabila tidak hati-hati akan terkena penyakit ini. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala selamatkan kita darinya.
Wallahu a'lamu bish-shawwab.
(dari : sahabat fb ku : Bintang di Langit)