SAHABAT SEJATI
SAHABAT SEJATI
Dalam suatu kisah diceritakan bahwa Ali Zaenal Abidin berkata kepada putranya, “Wahai anakku, berhati-hatilah terhadap lima kelompok. Jangan berteman dan jangan berbicara kepada mereka, serta jangan menjadikannya teman dalam perjalanan.”
Lalu putranya bertanya tentang lima kelompok itu.Sang ayah pun menjaw...ab….
“Pertama, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang berkata dusta. Dia bagaikan bayangan yang mendekatkan engkau dari sesuatu yang jauh dan menjauhkan engkau dari hal yang dekat.
Kedua, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang fasik, sebab dia akan menjualmu seharga butiran atau lebih rendah dari itu.”
“Ketiga, berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan orang kikir, sebab dia akan menjauhkanmu dari hartanya ketika engkau memerlukannya.
Keempat, berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan orang yang dungu, sebab dia ingin mendapat manfaat darimu, tetapi mencelakakanmu.
Kelima, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang tidak memperhatikan kerabatnya, sebab aku mendapatkannya sebagai orang yang dilaknat Alquran dalam tiga tempat (ayat).”
Nasihat itu menunjukkan bahwa pertemanan sejati dapat dijalin dengan kejujuran, ketaatan beragama, kedermawanan, kemauan belajar, dan silaturahim. Kejujuran dapat menunjukkan dan menerima kebenaran.
Kedermawanan dapat mendekatkan hubungan antarmanusia. Kemauan belajar dapat membuat orang saling memahami dan menghargai. Sedangkan, silaturahim dapat menjalin persaudaraan, umur panjang, dan kelimpahan rezeki.
Dalam kaitan pertemanan Al-Qur’an dalam surah Al-Ashr ayat 3 menjelaskan “….kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Rasulullah juga pernah bersabda , “Seseorang itu dipengaruhi oleh agama teman-temannya. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan siapa kita bergaul.”
Saydina Ali Karomahul Wajhah berkata : “Kalau kalian ingin melihat kepribadian seseorang, lihatlah bagaimana teman-temannya…
Saydina Ali juga mengatakan bahwa : “Sesungguhnya, ada tiga jenis teman bagi seorang Muslim.
Pertama, teman yang berkata, ‘Aku bersamamu di kala engkau hidup atau pun mati,’ dan inilah amalnya.
Kedua, teman yang berkata, ‘Aku bersamamu hanya sampai kuburanmu, kemudian meninggalkanmu,’ Inilah anaknya.”
“Ketiga, teman yang berkata, ‘Aku bersamamu hingga engkau mati,’ inilah kekayaannya yang akan menjadi milik ahli waris ketika dia meninggal.” Amal salehlah yang dapat menolong seseorang tatkala menghadapi pengadilan Tuhan dan tatkala tiada seorang pun sebagai penolong.”
Semoga…kita tidak salah dalam memililih sahabat sejati….
Wallohu a’lam bish-shawab,-
(Kiriman dari : abi Kasman AlFaridzi di FB Evi)
Dalam suatu kisah diceritakan bahwa Ali Zaenal Abidin berkata kepada putranya, “Wahai anakku, berhati-hatilah terhadap lima kelompok. Jangan berteman dan jangan berbicara kepada mereka, serta jangan menjadikannya teman dalam perjalanan.”
Lalu putranya bertanya tentang lima kelompok itu.Sang ayah pun menjaw...ab….
“Pertama, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang berkata dusta. Dia bagaikan bayangan yang mendekatkan engkau dari sesuatu yang jauh dan menjauhkan engkau dari hal yang dekat.
Kedua, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang fasik, sebab dia akan menjualmu seharga butiran atau lebih rendah dari itu.”
“Ketiga, berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan orang kikir, sebab dia akan menjauhkanmu dari hartanya ketika engkau memerlukannya.
Keempat, berhati-hatilah engkau dan jangan bergaul dengan orang yang dungu, sebab dia ingin mendapat manfaat darimu, tetapi mencelakakanmu.
Kelima, berhati-hatilah dan jangan bergaul dengan orang yang tidak memperhatikan kerabatnya, sebab aku mendapatkannya sebagai orang yang dilaknat Alquran dalam tiga tempat (ayat).”
Nasihat itu menunjukkan bahwa pertemanan sejati dapat dijalin dengan kejujuran, ketaatan beragama, kedermawanan, kemauan belajar, dan silaturahim. Kejujuran dapat menunjukkan dan menerima kebenaran.
Kedermawanan dapat mendekatkan hubungan antarmanusia. Kemauan belajar dapat membuat orang saling memahami dan menghargai. Sedangkan, silaturahim dapat menjalin persaudaraan, umur panjang, dan kelimpahan rezeki.
Dalam kaitan pertemanan Al-Qur’an dalam surah Al-Ashr ayat 3 menjelaskan “….kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Rasulullah juga pernah bersabda , “Seseorang itu dipengaruhi oleh agama teman-temannya. Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan siapa kita bergaul.”
Saydina Ali Karomahul Wajhah berkata : “Kalau kalian ingin melihat kepribadian seseorang, lihatlah bagaimana teman-temannya…
Saydina Ali juga mengatakan bahwa : “Sesungguhnya, ada tiga jenis teman bagi seorang Muslim.
Pertama, teman yang berkata, ‘Aku bersamamu di kala engkau hidup atau pun mati,’ dan inilah amalnya.
Kedua, teman yang berkata, ‘Aku bersamamu hanya sampai kuburanmu, kemudian meninggalkanmu,’ Inilah anaknya.”
“Ketiga, teman yang berkata, ‘Aku bersamamu hingga engkau mati,’ inilah kekayaannya yang akan menjadi milik ahli waris ketika dia meninggal.” Amal salehlah yang dapat menolong seseorang tatkala menghadapi pengadilan Tuhan dan tatkala tiada seorang pun sebagai penolong.”
Semoga…kita tidak salah dalam memililih sahabat sejati….
Wallohu a’lam bish-shawab,-
(Kiriman dari : abi Kasman AlFaridzi di FB Evi)