Terapi Penyakit Mabuk Cinta
* Ikhlas karena Allah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “sesungguhnya apabila hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, maka tidak ada yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik darinya”
Jika seorang hamba ikhlas kepada Allah, maka Allah akan memilihnya, menghidupkan hatinya, menariknya kepada-Nya. Maka sagala keburukan dan kekejian akan berpaling darinya dan ia sangat takut bila terjadi yang sebaliknya. Sedangkan hati yang tidak ikhlas, pada dasarnya terbuka secara mutlak untuk segala bentuk tuntutan, keinginan, dan cinta. Hati akan menerima segala sesuatu yang mendatanginya. Ibarat ranting kecil yang meliuk-liuk kesana kemari mengikuti kemana arah angin.
Berdo’a : merendahkan diri kepada Allah
Seseorang yang diuji dengan penyakit ini bererti dalam keadaan tersepit, dan Allah berjanji akan memenuhi do’a hamba-Nya yang dalam keadaan tersepit.
• Menahan pandangan
Ketika seorang hamba menahan pandangannya maka hati turut menahan syahwat serta keinginannya. Allah menjadikan menahan pandangan dan menjaga kemaluan sebagai kunci utama penyucian jiwa. Dan kesucian jiwa mengandung pengertian hilangnyaa segala macam bentuk kejahatan seperti perbuatan keji, kezaliman, syirik, dusta, dan sebagainya.
• Banyak berfikir dan berdzikir
Harusnya ia ingat bahawa seluruh langkahnya dicatat dan ia akan dimintai pertangggungjawaban. Seharusnya ia berfikir bahwa ungkapan perasaan dan perbincangan dengan kekasihnya akan ditanyakan nanti pada hari kiamat. Ingat penghancur segala kenikmatan, iaitu kematian, dan betapa sakitnya sakarotul maut. Berfikir bahawa dirinya tidak rela jika ada mahramnya yang digoda dan dipacari, jika ia masih memiliki rasa cemburu, bagaimana ia sanggup berbuat hal yang sama kepada orang lain?
• Menjauh dari orang yang dicintainya
Memisahkan diri dan menjauh akan mengusir bayangan orang yang dicintai. Hendaklah ia bersabar menanggung perpisahan beberapa saat meski awalnya sulit. Jangan sampai ia melihatnya, mendengar suaranya dan melihat sesuatu yang dapat mengingatkannya kepada kekasihnya.
• Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat
Sebabnya asmara adalah kekosongan hati, oleh kerana itu sibukkan diri dengan bekerja, belajar, dan berkarya.
• Menikah
Meski bukan dengan orang yang dicintainya, sebab menikah mencukupi segalanya, penuh berkah dan menjadi penyelesaian. Jika telah menikah maka hendaklah sering melakukan jima’, sebab jima’ dapat meredam gejolak syahwat yang tersimpan. Jika orang yang dicintainya adalah orang yang mungkin dinikahinya maka hendaklah ia menikah dengannya. Jika sulit menikahnya hendaklah memohon kepada Allah untuk memudahkannya.
Menengok orang sakit, mengiringi jenazah, menziarahi kubur, melihat orang mati, berfikir tentang kematian dan kehidupan setelahnya
Senantiasa menghadiri majlis ilmu, duduk bersama orang-orang zuhud dan mendengar kisah-kisah orang sholih.
Memangkas habis keinginan dengan membuang putus asa disertai dengan keinginan keras untuk dapat menundukkan hawa nafsu
Sesungguhnya pangkal terjadinya al-isyq adalah menganggap indah sesuatu yang dikagumi, baik melalui pandangan ataupun pendengaran. Jika tidak diikuti dengan keinginan keras untuk bertemu lalu disertai dengan usaha untuk mendapatkannya niscaya mabuk asmara dapat dihindari.
Selalu konsisten menjaga sholat dengan sempurna, menjaga kewaajiban-keajiban sholat, baik berupa kekhusyukan dan kesempurnaannya secara lahir maupun batin.
Menjaga karisma agar tidak jatuh kepada kedudukan yang hina dina Orang yang punya wibawa dan harga diri tidak mau terikat menjadi hamba kepada sesuatu.
Memelihara kemuliaan diri, kesucian dan menjaga kehormatannya
Harga diri seseorang itu akan tinggi dan kedudukannya akan mulia sesuai dengan kadar kemuliaan dan kesucian dirinya.
Membayangkan cela yang terdapat pada diri orang yang dicintainya
Orang yang engkau cintai tidak sepertimana yang engkau khayalkan dalam hatimu. Maka carilah aibnya niscaya engkau akan dapat melepaskannya.
Memikirkan akan ditinggal pergi oleh orang yang dicintainya
Dengan itu akan hilanglah segala perkara yang mendatangkan ujian yang lebih berat dari batas kewajaran yang dapat merugikan kedudukannya di dunia maupun di akhirat.
Memikirkan akibat perbuatannya
Cinta itu selalu diselimuti kesedihan, kecemasan, takut berpisah, kehinaan di dunia dan penyesalan di akhirat.
Memikirkan betapa banyak hal-hal yang bermanfaat menjadi luput disebabkan menyibukkan diri dengan cinta seperti ini
Melihat keadaan para pemabuk cinta
Bagaimana derita yang mereka tanggung, bagaimana hidup mereka yang dipinggirkan oleh masyarakat, betapa berantakan segala urusan dunia dan akhirat mereka, dsb. Hal ini akan membuat orang yang berakal berfikir dua kali untuk lebih jauh mengharungi samudera asmara.
Siapa saja yang mengambil obat penawar ini, mudah-mudahan ia mendapat pertolongan dan taufik. Jika ia telah bermujahadah dan bersabar namun masih sedikit tersisa dalam hatinya, maka hal itu tidaklah tercela.
Junaid berkata “Manusia tidak dicela kerana tabiat yang tercipta dalam dirinya, yang dicela adalah jika ia melakukannya”.
Ibnu Hazm berkata “tidak ada cela bagi orang yang tabiat dalam dirinya cenderung kepada kejelekan walaupun sangat tercela dan hina sekalipun selama ia tidak menampakkannya dalam perkataan maupun perbuatan. Bahkan boleh jadi akan lebih terpuji dibandingkan orang yang tabiat dasarnya selalu mengajaknya untuk berbuat hal-hal yang mulia. Sebab tidak mungkin dapat mengalahkan tabiat yang rosak kecuali jika ia memiliki akal yang utama.
Laa Haula Walaa Quwwata illaa billaahi
Silahkan mencoba..
(kiriman dari : sahabat FBku)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “sesungguhnya apabila hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, maka tidak ada yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik darinya”
Jika seorang hamba ikhlas kepada Allah, maka Allah akan memilihnya, menghidupkan hatinya, menariknya kepada-Nya. Maka sagala keburukan dan kekejian akan berpaling darinya dan ia sangat takut bila terjadi yang sebaliknya. Sedangkan hati yang tidak ikhlas, pada dasarnya terbuka secara mutlak untuk segala bentuk tuntutan, keinginan, dan cinta. Hati akan menerima segala sesuatu yang mendatanginya. Ibarat ranting kecil yang meliuk-liuk kesana kemari mengikuti kemana arah angin.
Berdo’a : merendahkan diri kepada Allah
Seseorang yang diuji dengan penyakit ini bererti dalam keadaan tersepit, dan Allah berjanji akan memenuhi do’a hamba-Nya yang dalam keadaan tersepit.
• Menahan pandangan
Ketika seorang hamba menahan pandangannya maka hati turut menahan syahwat serta keinginannya. Allah menjadikan menahan pandangan dan menjaga kemaluan sebagai kunci utama penyucian jiwa. Dan kesucian jiwa mengandung pengertian hilangnyaa segala macam bentuk kejahatan seperti perbuatan keji, kezaliman, syirik, dusta, dan sebagainya.
• Banyak berfikir dan berdzikir
Harusnya ia ingat bahawa seluruh langkahnya dicatat dan ia akan dimintai pertangggungjawaban. Seharusnya ia berfikir bahwa ungkapan perasaan dan perbincangan dengan kekasihnya akan ditanyakan nanti pada hari kiamat. Ingat penghancur segala kenikmatan, iaitu kematian, dan betapa sakitnya sakarotul maut. Berfikir bahawa dirinya tidak rela jika ada mahramnya yang digoda dan dipacari, jika ia masih memiliki rasa cemburu, bagaimana ia sanggup berbuat hal yang sama kepada orang lain?
• Menjauh dari orang yang dicintainya
Memisahkan diri dan menjauh akan mengusir bayangan orang yang dicintai. Hendaklah ia bersabar menanggung perpisahan beberapa saat meski awalnya sulit. Jangan sampai ia melihatnya, mendengar suaranya dan melihat sesuatu yang dapat mengingatkannya kepada kekasihnya.
• Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat
Sebabnya asmara adalah kekosongan hati, oleh kerana itu sibukkan diri dengan bekerja, belajar, dan berkarya.
• Menikah
Meski bukan dengan orang yang dicintainya, sebab menikah mencukupi segalanya, penuh berkah dan menjadi penyelesaian. Jika telah menikah maka hendaklah sering melakukan jima’, sebab jima’ dapat meredam gejolak syahwat yang tersimpan. Jika orang yang dicintainya adalah orang yang mungkin dinikahinya maka hendaklah ia menikah dengannya. Jika sulit menikahnya hendaklah memohon kepada Allah untuk memudahkannya.
Menengok orang sakit, mengiringi jenazah, menziarahi kubur, melihat orang mati, berfikir tentang kematian dan kehidupan setelahnya
Senantiasa menghadiri majlis ilmu, duduk bersama orang-orang zuhud dan mendengar kisah-kisah orang sholih.
Memangkas habis keinginan dengan membuang putus asa disertai dengan keinginan keras untuk dapat menundukkan hawa nafsu
Sesungguhnya pangkal terjadinya al-isyq adalah menganggap indah sesuatu yang dikagumi, baik melalui pandangan ataupun pendengaran. Jika tidak diikuti dengan keinginan keras untuk bertemu lalu disertai dengan usaha untuk mendapatkannya niscaya mabuk asmara dapat dihindari.
Selalu konsisten menjaga sholat dengan sempurna, menjaga kewaajiban-keajiban sholat, baik berupa kekhusyukan dan kesempurnaannya secara lahir maupun batin.
Menjaga karisma agar tidak jatuh kepada kedudukan yang hina dina Orang yang punya wibawa dan harga diri tidak mau terikat menjadi hamba kepada sesuatu.
Memelihara kemuliaan diri, kesucian dan menjaga kehormatannya
Harga diri seseorang itu akan tinggi dan kedudukannya akan mulia sesuai dengan kadar kemuliaan dan kesucian dirinya.
Membayangkan cela yang terdapat pada diri orang yang dicintainya
Orang yang engkau cintai tidak sepertimana yang engkau khayalkan dalam hatimu. Maka carilah aibnya niscaya engkau akan dapat melepaskannya.
Memikirkan akan ditinggal pergi oleh orang yang dicintainya
Dengan itu akan hilanglah segala perkara yang mendatangkan ujian yang lebih berat dari batas kewajaran yang dapat merugikan kedudukannya di dunia maupun di akhirat.
Memikirkan akibat perbuatannya
Cinta itu selalu diselimuti kesedihan, kecemasan, takut berpisah, kehinaan di dunia dan penyesalan di akhirat.
Memikirkan betapa banyak hal-hal yang bermanfaat menjadi luput disebabkan menyibukkan diri dengan cinta seperti ini
Melihat keadaan para pemabuk cinta
Bagaimana derita yang mereka tanggung, bagaimana hidup mereka yang dipinggirkan oleh masyarakat, betapa berantakan segala urusan dunia dan akhirat mereka, dsb. Hal ini akan membuat orang yang berakal berfikir dua kali untuk lebih jauh mengharungi samudera asmara.
Siapa saja yang mengambil obat penawar ini, mudah-mudahan ia mendapat pertolongan dan taufik. Jika ia telah bermujahadah dan bersabar namun masih sedikit tersisa dalam hatinya, maka hal itu tidaklah tercela.
Junaid berkata “Manusia tidak dicela kerana tabiat yang tercipta dalam dirinya, yang dicela adalah jika ia melakukannya”.
Ibnu Hazm berkata “tidak ada cela bagi orang yang tabiat dalam dirinya cenderung kepada kejelekan walaupun sangat tercela dan hina sekalipun selama ia tidak menampakkannya dalam perkataan maupun perbuatan. Bahkan boleh jadi akan lebih terpuji dibandingkan orang yang tabiat dasarnya selalu mengajaknya untuk berbuat hal-hal yang mulia. Sebab tidak mungkin dapat mengalahkan tabiat yang rosak kecuali jika ia memiliki akal yang utama.
Laa Haula Walaa Quwwata illaa billaahi
Silahkan mencoba..
(kiriman dari : sahabat FBku)