JANGAN BOSAN MEMINTA
Diantara bukti akan wujudullah, atau keberadaan Allah, seperti disinggung para ulama, adalah terkabulnya permintaan do’a yang dihaturkan seorang hamba. Syaikh al-Utsaimin –rahimahullah- misalnya, menguraikan dalam kitab beliau Syarah Ushul al-Iman. Tidak lupa beliau sertakan sebuah riwayat dari Anas bin Malik r.a., bahwa pernah seorang Arab gunung datang menghadap kala Nabi shallalahu alaihi wasallam sedang berkhutbah, seraya berkata: “Wahai Rasulullah, harta kami binasa dan anak-anak menderita lapar. Mintalah pada Allah agar mencurahkan hujan bagi kami. Beliau lalu menengadahkan kedua tangannya dan berdoa. Maka saat itu juga awan sebesar gunung berarak-arakan. Belum sempat beliau turun dari mimbar, hujan-pun deras mengucur, hingga membasahi janggutnya…”. (HR. Bukhari).
Masih banyak lagi riwayat lain tentang hal ini. Do’a yang dikabulkan serta permintaan yang diluluskan. Intinya, bahwa mustahil sebuah permintaan terwujud tanpa ada yang mewujudkannya… dan khusus bagi kita yang telah meyakininya, mungkin saja akan mengatakan, bahwa itu adalah sesuatu yang pantas bagi Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Sebab ia adalah rasul dan utusanNya. Nah, di sini aku ingin berbagi tentang kisah orang-orang shalih yang Allah Ta’ala penuhi permohonan do’anya secara unik.
Ibnu Mandzur dalam Mukhtashar Tarikh ad-Dimasqi, 8/483 menyebutkan, dahulu ada seorang lelaki shalih yang memiliki seekor keledai untuk disewakan mengangkut barang antar daerah. Suatu hari, ia kedatangan seorang pelanggan yang ingin menyewa keledainya menuju sebuah daerah bernama az-Zabadani.
Anehnya, pelanggan itu mengalihkan perjalanan ke arah yang tidak biasa ia lalui. Mulanya pemilik keledai itu keberatan. Tapi setelah diyakinkan oleh pelanggan itu, ia pun pasrah.Hingga tatkala sampai di suatu tempat, sekujur tubuhnya tiba-tiba menggigil. Bulu kuduknya merinding. Pasalnya, di sekitarnya teronggok banyak mayat yang mulai membusuk. Pelanggan yang ternyata seorang penyamun itu lalu menghunus goloknya. Berat ia berkata: “Aku akan menghabisimu di tempat ini…!”.
“Wahai tuan, takutlah pada Allah !, sungguh, ini adalah perbuatan yang dimurkai Allah. Ambil saja segala yang engkau kehendaki dariku…!!”, sahut pemilik keledai itu di sela-sela rasa takut yang menghimpitnya.
“Ha ha ha, hei laki-laki malang, semua yang aku habisi di sini juga mengatakan hal yang sama, namun aku tetap membunuhnya...”.
Sadar tak ada jalan lain, ia pun memohon: “Izinkan aku sholat dua rakaat, untuk mengucapkan perpisahan pada dunia ini…!!”.
Dapat dibayangkan bagaiman kondisi sholat pemilik keledai itu. Tak ada satu ayat pun yang sanggup ia ingat. Seolah seluruh ayat-ayat al-Qur’an yang tersimpan di kepalanya menguap ke angkasa. Apalagi, sang penyamun telah menempelkan goloknya di punggung laki-laki malang itu seraya menghardik: “Cepat…cepat…!!”.
Pemilik keledai itu menambahkan: “Tiba-tiba, lisanku tergerak membaca sebuah firman Allah Ta’ala dalam surah an-Naml ayat 62: “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)”.
Akupun terus mengulang-ulang ayat ini. Sekujur tubuhku terasa dialiri ketenangan luar biasa. Bukan itu saja, keajaiban lain muncul. Entah dari mana, seorang penunggang kuda tiba-tiba mendekat, dan langsung melesatkan lembingnya tepat mengenai jantung penyamun berdarah dingin itu. Seketika ia roboh bersimbah darah, dan mati.
Setelah itu penunggang kuda misterius tersebut lantas menjauh. Aku mengejarnya seraya terus bertanya: “Tuan, tolong katakan, siapakah anda??”. Namun ia terus menjauh. dan dari kejauhan itu ia menjawab: “Aku adalah hamba Zat yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan. Aku adalah malaikat dari langit keempat…”.
Oh ya, aku juga ingat pengalaman salah seorang dosen kami. Beliau ceritakan pada kami di kelas perkuliahan. Kejadiannya aku tidak ingat persis. Tapi kalau tidak salah, sekitar tahun 2005. Yaitu, saat beliau menunaikan ibadah haji di tanah haram. Kata beliau, saat itu kota kelahiran Nabi dilanda kemarau hebat. Terik matahari seolah membakar permukaan negeri mulia itu. Kekeringan merebak di mana-mana. Hujan pun enggan turun sepanjang tahun.
Nah, pada waktu wukuf di Arafah, kebetulan Syaikh as-Sudais, Imam Masjidil Haram yang berkhutbah dan berdoa. Doa’nya panjang dan begitu menyentuh, hingga jama’ah larut dalam syahdu. Dan diantara munajat beliau pada Allah, adalah curahan hujan bagi kota haram.
Subhanallah, kebesaran Allah pun nyata. Belum lagi beliau selesaikan do’anya, langit menghitam. Mendung bergulung membungkus cakrawala kota Mekkah. Lalu hujan berjatuhan laksana anak-anak panah menghujam bumi kota haram. Begitu deras. Sampai-sampai Baitullah, Ka’bah tergenang air selutut. Sungguh, peristiwa langka ini beliau saksikan sendiri dengan mata kepala… Beliau kemudian tegaskan, bahwa itu merupakan bukti akan keberadaan dan kebesaran Zat yang mendengar dan mengabulkan setiap permohonan hambanya…
Aku yakin, saudaraku sekalian pun pasti memiliki pengalaman rohani berkenaan dengan perkara ini, yakni do’a yang terkabul. Kendati barangkali tidak secara instan. Bahwa ternyata apa yang kita pinta dan harapkan itu telah terwujud sempurna.
Hmm, tak ada beratnya untuk selalu meminta padaNya. Jangan sampai ada kata bosan dan putus harap dalam memohon. Karena dalam do’a-do’a kita itu pasti dikabulkan. Kendati pengabulannya terdapat pada satu diantara tiga kemungkinan. Dikabulkan secara langsung, atau Allah Ta’ala simpankan sebagai amal kebajikan di akhirat, atau Allah Ta’ala jadikan ia sebagai sebab yang menyelamatkan kita dari marabahaya serta mengeluarkan kita dari urusan yang genting… Olehnya, sekali lagi, jangan bosan meminta...!!
Numpang singgah di Jakarta
13 Mei 2011
Rappung Samuddin
(Kiriman dari sahabat FB-ku : akhi Rappung Samuddin)
Masih banyak lagi riwayat lain tentang hal ini. Do’a yang dikabulkan serta permintaan yang diluluskan. Intinya, bahwa mustahil sebuah permintaan terwujud tanpa ada yang mewujudkannya… dan khusus bagi kita yang telah meyakininya, mungkin saja akan mengatakan, bahwa itu adalah sesuatu yang pantas bagi Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Sebab ia adalah rasul dan utusanNya. Nah, di sini aku ingin berbagi tentang kisah orang-orang shalih yang Allah Ta’ala penuhi permohonan do’anya secara unik.
Ibnu Mandzur dalam Mukhtashar Tarikh ad-Dimasqi, 8/483 menyebutkan, dahulu ada seorang lelaki shalih yang memiliki seekor keledai untuk disewakan mengangkut barang antar daerah. Suatu hari, ia kedatangan seorang pelanggan yang ingin menyewa keledainya menuju sebuah daerah bernama az-Zabadani.
Anehnya, pelanggan itu mengalihkan perjalanan ke arah yang tidak biasa ia lalui. Mulanya pemilik keledai itu keberatan. Tapi setelah diyakinkan oleh pelanggan itu, ia pun pasrah.Hingga tatkala sampai di suatu tempat, sekujur tubuhnya tiba-tiba menggigil. Bulu kuduknya merinding. Pasalnya, di sekitarnya teronggok banyak mayat yang mulai membusuk. Pelanggan yang ternyata seorang penyamun itu lalu menghunus goloknya. Berat ia berkata: “Aku akan menghabisimu di tempat ini…!”.
“Wahai tuan, takutlah pada Allah !, sungguh, ini adalah perbuatan yang dimurkai Allah. Ambil saja segala yang engkau kehendaki dariku…!!”, sahut pemilik keledai itu di sela-sela rasa takut yang menghimpitnya.
“Ha ha ha, hei laki-laki malang, semua yang aku habisi di sini juga mengatakan hal yang sama, namun aku tetap membunuhnya...”.
Sadar tak ada jalan lain, ia pun memohon: “Izinkan aku sholat dua rakaat, untuk mengucapkan perpisahan pada dunia ini…!!”.
Dapat dibayangkan bagaiman kondisi sholat pemilik keledai itu. Tak ada satu ayat pun yang sanggup ia ingat. Seolah seluruh ayat-ayat al-Qur’an yang tersimpan di kepalanya menguap ke angkasa. Apalagi, sang penyamun telah menempelkan goloknya di punggung laki-laki malang itu seraya menghardik: “Cepat…cepat…!!”.
Pemilik keledai itu menambahkan: “Tiba-tiba, lisanku tergerak membaca sebuah firman Allah Ta’ala dalam surah an-Naml ayat 62: “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)”.
Akupun terus mengulang-ulang ayat ini. Sekujur tubuhku terasa dialiri ketenangan luar biasa. Bukan itu saja, keajaiban lain muncul. Entah dari mana, seorang penunggang kuda tiba-tiba mendekat, dan langsung melesatkan lembingnya tepat mengenai jantung penyamun berdarah dingin itu. Seketika ia roboh bersimbah darah, dan mati.
Setelah itu penunggang kuda misterius tersebut lantas menjauh. Aku mengejarnya seraya terus bertanya: “Tuan, tolong katakan, siapakah anda??”. Namun ia terus menjauh. dan dari kejauhan itu ia menjawab: “Aku adalah hamba Zat yang memperkenankan doa orang yang dalam kesulitan. Aku adalah malaikat dari langit keempat…”.
Oh ya, aku juga ingat pengalaman salah seorang dosen kami. Beliau ceritakan pada kami di kelas perkuliahan. Kejadiannya aku tidak ingat persis. Tapi kalau tidak salah, sekitar tahun 2005. Yaitu, saat beliau menunaikan ibadah haji di tanah haram. Kata beliau, saat itu kota kelahiran Nabi dilanda kemarau hebat. Terik matahari seolah membakar permukaan negeri mulia itu. Kekeringan merebak di mana-mana. Hujan pun enggan turun sepanjang tahun.
Nah, pada waktu wukuf di Arafah, kebetulan Syaikh as-Sudais, Imam Masjidil Haram yang berkhutbah dan berdoa. Doa’nya panjang dan begitu menyentuh, hingga jama’ah larut dalam syahdu. Dan diantara munajat beliau pada Allah, adalah curahan hujan bagi kota haram.
Subhanallah, kebesaran Allah pun nyata. Belum lagi beliau selesaikan do’anya, langit menghitam. Mendung bergulung membungkus cakrawala kota Mekkah. Lalu hujan berjatuhan laksana anak-anak panah menghujam bumi kota haram. Begitu deras. Sampai-sampai Baitullah, Ka’bah tergenang air selutut. Sungguh, peristiwa langka ini beliau saksikan sendiri dengan mata kepala… Beliau kemudian tegaskan, bahwa itu merupakan bukti akan keberadaan dan kebesaran Zat yang mendengar dan mengabulkan setiap permohonan hambanya…
Aku yakin, saudaraku sekalian pun pasti memiliki pengalaman rohani berkenaan dengan perkara ini, yakni do’a yang terkabul. Kendati barangkali tidak secara instan. Bahwa ternyata apa yang kita pinta dan harapkan itu telah terwujud sempurna.
Hmm, tak ada beratnya untuk selalu meminta padaNya. Jangan sampai ada kata bosan dan putus harap dalam memohon. Karena dalam do’a-do’a kita itu pasti dikabulkan. Kendati pengabulannya terdapat pada satu diantara tiga kemungkinan. Dikabulkan secara langsung, atau Allah Ta’ala simpankan sebagai amal kebajikan di akhirat, atau Allah Ta’ala jadikan ia sebagai sebab yang menyelamatkan kita dari marabahaya serta mengeluarkan kita dari urusan yang genting… Olehnya, sekali lagi, jangan bosan meminta...!!
Numpang singgah di Jakarta
13 Mei 2011
Rappung Samuddin
(Kiriman dari sahabat FB-ku : akhi Rappung Samuddin)