Melejitkan Kemampuan Menulis Lewat Pergaulan
Mungkin kedengaran aneh jika kita ingin berkembang dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya lewat pergaulan. Tapi semua itu akan terwujud apabila kita memiliki keinginan yang kuat untuk menggapainya. Salah satunya adalah berkembang dan maju di dunia kepenulisan. Jika kita sudah memiliki niat dan tekad yang kuat maka semua akan mudah kita laksanakan.
Aku termasuk anak yang tidak bisa diam, selalu saja ada yang ingin dikerjakan. Walaupun aku tahu kondisi fisikku sangat lemah. Semakin diam maka semakin pusing rasanya kepala ini. Apalagi jika banyak ide di kepala tapi tak mampu dituangkan dalam sebuah tulisan. Ada rasa keinginan kuat untuk menulis sebuah buku.
Aku pun mulai ikut berbagai latihan menulis online, salah satunya yang diadakan Indscript Creative. Aku tertarik karena saat itu akan diajarkan menulis buku dengan baik. Why don’t i take it? Aku ikuti saja kursus itu. Masih teringat di memoriku saat itu akhir Februari 2011, aku kirim message ke Indscript Redaksi bagaimana masuk kelas menulis online itu. Alhamdulillah mendapat respon yang baik dan diberitahukan segala tata caranya. Pematerinya saat itu adalah Bang Aswi dan moderatornya adalah teh Indari Mastuti.
Awal Maret 2011, kelas menulis online mulai di buka, aku benar-benar terkejut dan kagum dengan pematerinya yang sudah menerbitkan lebih dari 50 buku. Ku ikuti dengan fokus pelajaran menulis itu serta antusias dan optimis bahwa kelak aku bisa menulis buku juga. Cairan semangat hidupku untuk menulis semakin menyala-nyala.
Setelah itu, mulailah teh Iin (panggilan akrab untuk teh Indari Mastuti) mengajari aku dan teman-teman cara membuat outline naskah. Beliau juga mengatakan bahwa banyak penulis-penulis yang bisa mengerjakan 2-4 buku sekaligus dalam waktu 1 bulan. Aku makin penasaran kok bisa ya. Satu cerpen saja menuliskannya sudah buat aku pusing apalagi harus menulis buku sebanyak itu. Aku makin terpukau saat teh Iin mengatakan bahwa Indscript adalah agen naskah yang memiliki 30 klien penerbit yang siap melihat outline-outline naskah dari setiap penulis.
“Wah, ini kesempatanku belajar dan berjuang dalam menulis buku. Aku tidak boleh melewatkan peluang ini. Karena aku punya impian ingin memiliki buku karyaku sendiri. Terutama buku-buku kesehatan ataupun buku lainnya,” pikirku dalam hati."
Aku selalu percaya bahwa menulis itu mudah asal kita mau rajin melakukan latihan kepenulisan. Mulai bergaul dengan banyak penulis dan masuk ke dalam grup-grup kepenulisan baik yang open grup mau close grup. Inilah esensi pergaulan yang sebenarnya. Pergaulan yang mendatangkan sikap saling memberi, menerima, menasehati dan tidak memaksa. Ikatan pergaulan yang hakiki karena ketulusan iman. Setiap interaksi pergaulan akan membawa pengaruh baik sifat, sikap, perilaku, jika bersentuhan dengan pribadi seseorang.
Seperti Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalih) dan teman yang jahat adalah seeprti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau membeli darinya, atau engkau akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu, atau engkau akan mencium bau darinya yang tidak sedap.”(HR. Bukhari)
Tanpa kita sadari kita sudah menjadi seorang yang kreatif dalam memilih teman. Tentu saja teman yang baik, teman yang mendukung segala aktivitas kita, teman yang berusaha melejitkan kemampuan dan minat kita terhadap sesuatu, salah satunya adalah mengembangkan potensi kita dalam menulis.
Semangat menulisku mulai meningkat saat buku soloku pertama terbit setelah bergabung dengan Indscript. Benar-benar aku merasakan nikmat banget menulis itu. Buku solo yang tak pernah aku lupakan. Aku tulis dalam waktu seminggu. Sebelumnya aku tak yakin, tapi jika tak memulai sekarang, kapan lagi kita akan menerbitkan buku. Teh Iin selalu meyakinkanku bahwa aku bisa menulis. Walaupun kadang keraguan itu muncul, tapi aku harus berusaha. Senang banget aku menulis buku DAK yang berjudul “Pentingkah Berpikir Kreatif itu?”. Inilah salah satu manfaat agensi naskah. So, buat teman-teman yang punya naskah bingung mau serahkan ke mana, cobalah ke agen naskah. Bergaul untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan juga penghasilan, kenapa tidak?
Karya buku solo Evi :
"Pentingkah Berpikir Kreatif itu?"
dan juga ada beberapa karya buku Ibu-ibu Doyan Nulis lainnya :)
Surprise dan Suka Duka Lewat Grup IIDN-I
Sungguh terkejut aku kok tiba-tiba sudah berada di Grup Ibu-ibu Doyan Nulis-Interaktif (IIDN-I). Rupanya yang gabungin aku ke grup tersebut adalah teh Iin. Sebelumnya aku sempat kaget, aku kan belum menikah, masih single kok di undang ke grup IIDN-I. Sedih juga. Tapi lama-lama aku berpikir, kan aku kelak jadi seorang ibu. Kenapa aku tidak belajar saja dari ibu-ibu di sini. Walaupun kadang bingung harus berkata apa, tapi ya ikutan sajalah. Semakin aku bergabung semakin luar biasa.
Mereka─ibu-ibu yang keren banget─bisa membagi waktu antara menulis, mengurus anak, memasak, melayani suami bahkan buku-buku mereka sangat banyak. Benar-benar emak hebat, wanita super hero. Sepertinya kelak aku ingin mengikuti jejak mereka.
Saat anggota grup IIDN-I semakin banyak, teh Iin mengamanahkanku menjadi admin di grup tersebut. Subhanallah, hal ini membuatku semakin terharu. Inilah dampak pengaruh positif jika kita mau bergaul dan akrab dengan siapapun. Aku semakin terus kagum pada beliau. Karena di grup IIDN-I beliau tak segan-segan juga memberikan nasehat, ilmu dan info-info tentang judul-judul buku yang sedang dibutuhkan oleh penerbit.
Oleh sebab itu, aku selalu update di grup ini. Selain membaca tulisan, pengalaman-pengalaman dari para ibu, aku juga mendapat sebuah rezki. Aku bilang rezki karena belum tentu orang lain akan mendapatkannya juga. Setiap ada judul buku yang ditawarkan, aku sellau ingin membuat outline naskahnya. Kadang diterima, kadang di tolak. Tapi itulah tipikalku,tidak pernah menyerah dan selalu terus ingin maju sampai detik akhir hayat menjumpainya. Sampai pada suatu saat aku, teh Iin mempublish informasi buku yang dibutuhkan oleh penerbit GPU (Gramedia Pustaka Umum), wah ini salah satu penerbit besar, penerbit idamanku, bisa jadi idaman semua penulis hehehe. Ini peluang bagiku. Akhirnya aku berusaha menulis outline naskah. Outline naskah yang kuberikan mendapat respon dari teh Iin, disuruh perbaiki. Tak menyerah, kuperbaiki terus, alhamdulillah hingga di ACC penerbit. Dan saat ini sedang aku kerjakan. Di grup IIDN-I msh banyak tawaran membuat buku lainnya. Ntah mengapa aku lebih suka bergaul dengan para ibu yang sudah memiliki banyak pengalaman daripada para remaja. Tapi walaupun demikian, tetap saja temanku di dunia nyata dan maya kebanyakan semuanya remaja hehehe. Jadi balance bukan :D
Saat teh Iin, membuat kepengurusan wilayah guna mengembangkan potensi para ibu dalam menulis melalui IIDN-I ini aku pun menawarkan diri sebagai koordinator wilayah Medan. Aku memiliki impian, bagaimana meningkatkan kemampuan menulis khusus para wanita Medan─wanita yang kelak akan menjadi Ibu-ibu Doyan Nulis. Walaupun orangtuaku kurang mendukung, tapi aku yakin suatu saat mereka akan bangga memiliki anak yang suka menulis. Semangat terus membentuk inisiatif dan kreatifitas melejitkan produktifitas para ibu sehingga melahirkan anak-anak yang cerdas dan bertakwa.
Grup pusat Ibu-Ibu Doyan nulis-Interaktif (IIDN-I):
http://www.facebook.com/home.php?sk=group_165731113482130&ap=1
dan Grup Ibu-Ibu Doyan Nulis Wilayah Medan (IIDN Medan):
http://www.facebook.com/home.php?sk=group_217478894947065&ap=1
Bahagia juga jadi bagian dari penulis Indscript dan IIDN-I. Sukses terus buat semua Ibu-ibu yang doyan nulis dan semua ibu yang baru saja ingin memulai menulis juga teh Iin dan semua tim Indscript. Semoga kelak bisa bertemu dengan ibu-ibu doyan nulis di mana pun berada. Jangan pernah takut untuk mencoba, jangan pernah takut untuk gagal. Tapi lakukan dengan tindakan nyata agar semua impian dapat tercapai.
Akan aku ingat nasehat dari teh Iin untuk menghasilkan buku yang istimewa─buku yang ditulis adalah buah pikir sang penulisnya. Tidak ada yang orisinal dalam sebuah buku, namun setiap penulis memiliki gaya bercerita/menulis yang berbeda satu sama lain. Teh Iin juga meyakinkan padaku bahwa kelak aku akan memiliki buku yang akan tersebar di toko buku terkenal. Sekarang impian itu semakin dekat terasa. Perjuangan demi perjuangan harus dijalani dengan semangat dan keyakinan serta tak lupa bersyukur kepada Allah swt. Juga berterimakasih pada orang-orang yang telah menyepelekan kemampuan menulisku, yang telah menganggap rencana outline naskahku tidak jelas, juga pada orang-orang yang telah meninggalkanku di saat aku butuh sekali dukungannya. Semoga semua tulisanku kelak menjadi amal di akhirat, menginspirasi banyak orang dan lebih utama adalah berdakwah lewat tulisan.
Tak terasa sudah hampir 5 lembar. Subhanallah…
Semakin banyak bacaan kita,
maka semakin luas pula perbendaharaan kosa kata kita
Semakin banyak karya-karya kita yang baik
Sehingga siap menjadi seorang penulis
Foto Evi bersama teh Iin (Indari Mastuti)
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
~Evi Andriani~
Medan, 17 Mei 2011
Aku termasuk anak yang tidak bisa diam, selalu saja ada yang ingin dikerjakan. Walaupun aku tahu kondisi fisikku sangat lemah. Semakin diam maka semakin pusing rasanya kepala ini. Apalagi jika banyak ide di kepala tapi tak mampu dituangkan dalam sebuah tulisan. Ada rasa keinginan kuat untuk menulis sebuah buku.
Aku pun mulai ikut berbagai latihan menulis online, salah satunya yang diadakan Indscript Creative. Aku tertarik karena saat itu akan diajarkan menulis buku dengan baik. Why don’t i take it? Aku ikuti saja kursus itu. Masih teringat di memoriku saat itu akhir Februari 2011, aku kirim message ke Indscript Redaksi bagaimana masuk kelas menulis online itu. Alhamdulillah mendapat respon yang baik dan diberitahukan segala tata caranya. Pematerinya saat itu adalah Bang Aswi dan moderatornya adalah teh Indari Mastuti.
Awal Maret 2011, kelas menulis online mulai di buka, aku benar-benar terkejut dan kagum dengan pematerinya yang sudah menerbitkan lebih dari 50 buku. Ku ikuti dengan fokus pelajaran menulis itu serta antusias dan optimis bahwa kelak aku bisa menulis buku juga. Cairan semangat hidupku untuk menulis semakin menyala-nyala.
Aku teringat nasehat bang Aswi, “Untuk menjadi seorang penulis sebenarnya mudah, asal ada kerja keras atau usaha. Intinya niat dahulu dikuatkan dan modal awal untuk menulis adalah membaca selanjutnya berkompetisi, bisa dengan mengirim karya ke media massa, mengikuti perlombaan, mengirim naskah ke penerbit atau tulisan kita di baca oleh orang lain maupun sahabat terdekat kita. Sehingga menghasilkan tulisan yang mencerahkan banyak orang. Menulis juga harus professional artinya jika sudah siap menjadi penulis maka siaplah dengan deadline. Banyak yang mengatakan ide itu sulit dicari padahal ide itu ada banyak dan bertebaran. Oleh sebab itu, ‘Jangan Menunggu ide’. Carilah ide itu tanpa batas”
Setelah itu, mulailah teh Iin (panggilan akrab untuk teh Indari Mastuti) mengajari aku dan teman-teman cara membuat outline naskah. Beliau juga mengatakan bahwa banyak penulis-penulis yang bisa mengerjakan 2-4 buku sekaligus dalam waktu 1 bulan. Aku makin penasaran kok bisa ya. Satu cerpen saja menuliskannya sudah buat aku pusing apalagi harus menulis buku sebanyak itu. Aku makin terpukau saat teh Iin mengatakan bahwa Indscript adalah agen naskah yang memiliki 30 klien penerbit yang siap melihat outline-outline naskah dari setiap penulis.
“Wah, ini kesempatanku belajar dan berjuang dalam menulis buku. Aku tidak boleh melewatkan peluang ini. Karena aku punya impian ingin memiliki buku karyaku sendiri. Terutama buku-buku kesehatan ataupun buku lainnya,” pikirku dalam hati."
Aku selalu percaya bahwa menulis itu mudah asal kita mau rajin melakukan latihan kepenulisan. Mulai bergaul dengan banyak penulis dan masuk ke dalam grup-grup kepenulisan baik yang open grup mau close grup. Inilah esensi pergaulan yang sebenarnya. Pergaulan yang mendatangkan sikap saling memberi, menerima, menasehati dan tidak memaksa. Ikatan pergaulan yang hakiki karena ketulusan iman. Setiap interaksi pergaulan akan membawa pengaruh baik sifat, sikap, perilaku, jika bersentuhan dengan pribadi seseorang.
Seperti Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalih) dan teman yang jahat adalah seeprti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau membeli darinya, atau engkau akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu, atau engkau akan mencium bau darinya yang tidak sedap.”(HR. Bukhari)
Tanpa kita sadari kita sudah menjadi seorang yang kreatif dalam memilih teman. Tentu saja teman yang baik, teman yang mendukung segala aktivitas kita, teman yang berusaha melejitkan kemampuan dan minat kita terhadap sesuatu, salah satunya adalah mengembangkan potensi kita dalam menulis.
Semangat menulisku mulai meningkat saat buku soloku pertama terbit setelah bergabung dengan Indscript. Benar-benar aku merasakan nikmat banget menulis itu. Buku solo yang tak pernah aku lupakan. Aku tulis dalam waktu seminggu. Sebelumnya aku tak yakin, tapi jika tak memulai sekarang, kapan lagi kita akan menerbitkan buku. Teh Iin selalu meyakinkanku bahwa aku bisa menulis. Walaupun kadang keraguan itu muncul, tapi aku harus berusaha. Senang banget aku menulis buku DAK yang berjudul “Pentingkah Berpikir Kreatif itu?”. Inilah salah satu manfaat agensi naskah. So, buat teman-teman yang punya naskah bingung mau serahkan ke mana, cobalah ke agen naskah. Bergaul untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan juga penghasilan, kenapa tidak?
"Pentingkah Berpikir Kreatif itu?"
dan juga ada beberapa karya buku Ibu-ibu Doyan Nulis lainnya :)
Surprise dan Suka Duka Lewat Grup IIDN-I
Sungguh terkejut aku kok tiba-tiba sudah berada di Grup Ibu-ibu Doyan Nulis-Interaktif (IIDN-I). Rupanya yang gabungin aku ke grup tersebut adalah teh Iin. Sebelumnya aku sempat kaget, aku kan belum menikah, masih single kok di undang ke grup IIDN-I. Sedih juga. Tapi lama-lama aku berpikir, kan aku kelak jadi seorang ibu. Kenapa aku tidak belajar saja dari ibu-ibu di sini. Walaupun kadang bingung harus berkata apa, tapi ya ikutan sajalah. Semakin aku bergabung semakin luar biasa.
Mereka─ibu-ibu yang keren banget─bisa membagi waktu antara menulis, mengurus anak, memasak, melayani suami bahkan buku-buku mereka sangat banyak. Benar-benar emak hebat, wanita super hero. Sepertinya kelak aku ingin mengikuti jejak mereka.
Saat anggota grup IIDN-I semakin banyak, teh Iin mengamanahkanku menjadi admin di grup tersebut. Subhanallah, hal ini membuatku semakin terharu. Inilah dampak pengaruh positif jika kita mau bergaul dan akrab dengan siapapun. Aku semakin terus kagum pada beliau. Karena di grup IIDN-I beliau tak segan-segan juga memberikan nasehat, ilmu dan info-info tentang judul-judul buku yang sedang dibutuhkan oleh penerbit.
Oleh sebab itu, aku selalu update di grup ini. Selain membaca tulisan, pengalaman-pengalaman dari para ibu, aku juga mendapat sebuah rezki. Aku bilang rezki karena belum tentu orang lain akan mendapatkannya juga. Setiap ada judul buku yang ditawarkan, aku sellau ingin membuat outline naskahnya. Kadang diterima, kadang di tolak. Tapi itulah tipikalku,tidak pernah menyerah dan selalu terus ingin maju sampai detik akhir hayat menjumpainya. Sampai pada suatu saat aku, teh Iin mempublish informasi buku yang dibutuhkan oleh penerbit GPU (Gramedia Pustaka Umum), wah ini salah satu penerbit besar, penerbit idamanku, bisa jadi idaman semua penulis hehehe. Ini peluang bagiku. Akhirnya aku berusaha menulis outline naskah. Outline naskah yang kuberikan mendapat respon dari teh Iin, disuruh perbaiki. Tak menyerah, kuperbaiki terus, alhamdulillah hingga di ACC penerbit. Dan saat ini sedang aku kerjakan. Di grup IIDN-I msh banyak tawaran membuat buku lainnya. Ntah mengapa aku lebih suka bergaul dengan para ibu yang sudah memiliki banyak pengalaman daripada para remaja. Tapi walaupun demikian, tetap saja temanku di dunia nyata dan maya kebanyakan semuanya remaja hehehe. Jadi balance bukan :D
Saat teh Iin, membuat kepengurusan wilayah guna mengembangkan potensi para ibu dalam menulis melalui IIDN-I ini aku pun menawarkan diri sebagai koordinator wilayah Medan. Aku memiliki impian, bagaimana meningkatkan kemampuan menulis khusus para wanita Medan─wanita yang kelak akan menjadi Ibu-ibu Doyan Nulis. Walaupun orangtuaku kurang mendukung, tapi aku yakin suatu saat mereka akan bangga memiliki anak yang suka menulis. Semangat terus membentuk inisiatif dan kreatifitas melejitkan produktifitas para ibu sehingga melahirkan anak-anak yang cerdas dan bertakwa.
Grup pusat Ibu-Ibu Doyan nulis-Interaktif (IIDN-I):
http://www.facebook.com/home.php?sk=group_165731113482130&ap=1
dan Grup Ibu-Ibu Doyan Nulis Wilayah Medan (IIDN Medan):
http://www.facebook.com/home.php?sk=group_217478894947065&ap=1
Bahagia juga jadi bagian dari penulis Indscript dan IIDN-I. Sukses terus buat semua Ibu-ibu yang doyan nulis dan semua ibu yang baru saja ingin memulai menulis juga teh Iin dan semua tim Indscript. Semoga kelak bisa bertemu dengan ibu-ibu doyan nulis di mana pun berada. Jangan pernah takut untuk mencoba, jangan pernah takut untuk gagal. Tapi lakukan dengan tindakan nyata agar semua impian dapat tercapai.
Akan aku ingat nasehat dari teh Iin untuk menghasilkan buku yang istimewa─buku yang ditulis adalah buah pikir sang penulisnya. Tidak ada yang orisinal dalam sebuah buku, namun setiap penulis memiliki gaya bercerita/menulis yang berbeda satu sama lain. Teh Iin juga meyakinkan padaku bahwa kelak aku akan memiliki buku yang akan tersebar di toko buku terkenal. Sekarang impian itu semakin dekat terasa. Perjuangan demi perjuangan harus dijalani dengan semangat dan keyakinan serta tak lupa bersyukur kepada Allah swt. Juga berterimakasih pada orang-orang yang telah menyepelekan kemampuan menulisku, yang telah menganggap rencana outline naskahku tidak jelas, juga pada orang-orang yang telah meninggalkanku di saat aku butuh sekali dukungannya. Semoga semua tulisanku kelak menjadi amal di akhirat, menginspirasi banyak orang dan lebih utama adalah berdakwah lewat tulisan.
Tak terasa sudah hampir 5 lembar. Subhanallah…
Semakin banyak bacaan kita,
maka semakin luas pula perbendaharaan kosa kata kita
Semakin banyak karya-karya kita yang baik
Sehingga siap menjadi seorang penulis
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
~Evi Andriani~
Medan, 17 Mei 2011