Jejak Comuterline Pasien
Jejak Comuterline Pasien
Beginilah nasib di kereta.
Berdiri sembari memegang tali pegangan.
Jempol sakit membiru pun tak terasa sakit.
Saking konsentrasi menjaga barang bawaan.
Semua bau ada di sini.
Mulai bau minyak wangi, bau keringat, bau minyak kayu putih, sampai bau busuk.
Semua status kalangan ada di sini.
Mulai bayi, karyawan, pasien, pencopet, sampai masyarakat pengangguran.
Beruntung jika ada yang turun bisa duduk.
Bersabar jika harus berdiri.
Perjalanan masing panjang.
Jakarta-Depok.
Odapus harus kuat.
ITPer harus kuat.
Autoimun lain juga harus kuat
Bertahan, bersabar, dan semangat.
Konsentrasi bahwa kita bisa.
Salam santun semua kawan-kawan
Yuk kita peduli pada lupus.
Yuk kita peduli pada autoimun.
Karena kita tidak mau ditirikan.
Karena kita ingin diperhatikan.
~Evi A.~
@Kereta Comuterline, 6 Mei 2015
Beginilah nasib di kereta.
Berdiri sembari memegang tali pegangan.
Jempol sakit membiru pun tak terasa sakit.
Saking konsentrasi menjaga barang bawaan.
Semua bau ada di sini.
Mulai bau minyak wangi, bau keringat, bau minyak kayu putih, sampai bau busuk.
Semua status kalangan ada di sini.
Mulai bayi, karyawan, pasien, pencopet, sampai masyarakat pengangguran.
Beruntung jika ada yang turun bisa duduk.
Bersabar jika harus berdiri.
Perjalanan masing panjang.
Jakarta-Depok.
Odapus harus kuat.
ITPer harus kuat.
Autoimun lain juga harus kuat
Bertahan, bersabar, dan semangat.
Konsentrasi bahwa kita bisa.
Salam santun semua kawan-kawan
Yuk kita peduli pada lupus.
Yuk kita peduli pada autoimun.
Karena kita tidak mau ditirikan.
Karena kita ingin diperhatikan.
~Evi A.~
@Kereta Comuterline, 6 Mei 2015
Puisi ini saya tulis, saat saya sedang berada di dalam kereta commuterline. Baru pulang dari sebuah acara konferensi Pers YLI di Russian Centre for Science and Culture
JL. Diponegoro 12, Menteng- Jakarta Pusat
JL. Diponegoro 12, Menteng- Jakarta Pusat