Waktu Kecil Dapat THR, Waktu Dewasa Beri THR
THR atau Tunjangan Hari Raya selalu dinanti-nanti. Apalagi sama anak-anak. Betul tidak sahabat Evi?
Siapa yang alami kejadian seperti saya ini. Waktu masih kecil mulai usia balita, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai kuliah masih dapat THR. Bervariasi jumlahnya. Kalau balita dan SD dapat lima ribu rupiah, SMP sampai SMA dapat sepuluh ribu rupiah sampai lima belas ribu rupiah. Kuliah mulailah dapat THR lima puluh ribu rupiah ke atas. Seru banget ya kan.
Namun, saat kita sudah bekerja apalagi sudah menikah dan punya anak. Kitalah yang beri THR ke orang lain. Baik THR kepada adik kandung yang belum bekerja, kepada orang tua, kepada pembantu rumah tangga. Bahkan THR kita belanjakan untuk berbagai keperluan dan mudik.
Begitu juga dengan saya pribadi sahabatku. Apalagi saya selalu mudik. Setiap tahun mudik ke salah satu kampung suami dan saya. Kita bergantian karena kampung kita dari ujung ke ujung bergantian. Kampung saya di Medan, Sumatera Utara, kampung suami saya di Sorowako, Sulawesi Selatan. Perjalanannya jauh sekitar 20 jam dari Makassar. Biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Puluhan juta sahabat.
Tunjangan Hari Raya yang didapat suami paling besar digunakan untuk kebutuhan Mudik.
Berikut rinciannya :
Bila saya mudik ke Medan,
Saya membutuhkan tiga tiket pesawat PP (Pulang Pergi)
1 tiket harganya Rp1.800.000 - Rp. 2.000.000
3 orang setidaknya butuh enam juta rupiah.
Transportasi ke Bandara Soekarno Hatta dan tol dari Depok sekitar Rp 300.000
Transportasi dari Bandara Kualanamu ke rumah sekitar Rp 200.000
Total sementara Rp. 6.500.000
Beli Baju Ibu kandung dan adik kandung saya sekitar Rp 350.000
Beli Baju Mertua sekitar Rp 300.000
THR pembantu rumah tangga (ibu gosok) : Rp 250.000
THR untuk anak-anak ibu gosok : Rp 60.000
Beli makanan oleh-oleh ke Medan : Rp 590.000
Sebagian oleh-oleh sudah kami makan juga di rumah Depok pas Ramadan seperti kebab dan dimsum. Yang lainnya ada stik keju 12 bungkus, pempek, tekwan, dimsum.
Beli kue lebaran dibawa dari Depok ke Medan ada lima macam itu sekitar Rp. 250.000
Belum termasuk beli ini itu kebutuhan di Medan sekitar satu sampai dua juta rupiah.
Persiapan THR untuk ponakan ada sekitar lima ratus ribu rupiah.
Belum lagi jika nanti mau jalan-jalan keluar daerah seperti ke Berastagi atau Danau Toba, bisa jutaan lagi.
Kebayang ya banyaknya uang yang harus kita siapkan ketika kita dewasa dan berumah tangga. Semuanya untuk membahagiakan keluarga.
Begitu juga kalau mudik ke Sorowako. Pengeluaran ga jauh beda dengan ke Medan. Mungkin juga lebih besar lagi. Besarnya di biaya transportasi. Kalau ke Sorowako saya ga bawa banyak oleh-oleh atau kue lebaran. Karena emak di kampung sebagian besar buat sendiri kue lebarannya, dan beberapa yang lain beli.
Begitulah kisah THR yang bisa saya bagikan.
Memang lebih enak saat kita masih kecil ya. Tiap datang berkunjung silaturahmi dari satu rumah ke rumah lainnya dapat THR. Bahkan waktu kecil balita dan sekolah, THR saya bisa sampai di atas 200ribuan jika banyak yang dikunjungi. THR dikasih mulai 5 ribu rupiah sampai 15 ribu rupiah.
Berbeda dengan anak saya, THR yang didapatnya ingin ditabung untuk beli iPad. Pernah sesekali dia punya keinginan, uang THR yang didapatnya untuk beli robux game online. Langsung saya marahi dan ingatkan agar uang dimanfaatkan untuk hal baik seperti untuk makanan atau benda-benda yang punya nilai manfaat untuk dipakai.
Anak-anak zaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Zaman dulu belum ada game online memakai uang, zaman sekarang hampir semua game online bisa beli sesuatu pakai uang.
Kita sebagai orang tua juga harus melek teknologi atau minimal tahu tentang game online karena bahaya sekali sekarang kalau anak-anak kita terjerumus ke permainan seperti itu. Dunia digital sekarang sudah sangat maju. Apalagi dunia artificial inteligent (AI) cepat berkembang pesat. Jangan sampai kita para orang tua tertinggal.
Posting Komentar untuk "Waktu Kecil Dapat THR, Waktu Dewasa Beri THR"
Terima kasih sudah membaca tulisan saya ini. Mohon setelah membaca, beri komentar di bawahnya.
Silahkan follow IG saya : @eviandriani55 dan Twitter saya : @eviandri55.
Salam santun, Evi.